Berita

Sistem pertahanan udara S-400/Net

Dunia

Di Tengah Sanksi dan Perang, Rusia Kebut Produksi Massal S-400

SENIN, 09 OKTOBER 2023 | 14:09 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Terlepas dari sanksi dan perang, industri pertahanan Rusia masih melesat maju. Bahkan saat ini Rusia tengah mempercepat produksi massal S-400 yang banyak diminati.

Gelombang investasi pertahanan untuk Rusia muncul pada tahun 2010-an, khususnya untuk sistem S-400. Dorongan finansial ini memungkinkan penciptaan aset pertahanan udara dalam skala yang lebih besar menjelang akhir dekade ini.

Salah satu pesanan S-400 datang dari India. Angkatan Udara India mengharapkan kedatangan dua S-400 pada tahun depan untuk melengkapi pesanan lima unit sesuai kesepakatan pada Oktober 2018 senilai 5,43 miliar dolar AS.


“Kami awalnya mengontrak lima sistem, tiga di antaranya telah diterima. Sayangnya, konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina telah menimbulkan hambatan pengiriman. Terlepas dari tantangan-tantangan ini, kami tetap yakin bahwa kami akan membeli sistem-sistem yang tersisa pada tahun mendatang," kata Panglima Angkatan Udara India, Marsekal Vivek Ram Chaudhari, seperti dimuat Bulgarian Millitary, Senin (9/10).

Dalam menghadapi potensi sanksi ekonomi Amerika, India dengan gigih mengupayakan akuisisi persenjataan premium Rusia. Para analis menganggap hal ini sebagai langkah berani yang mengabaikan ancaman sanksi dari Washington.

Demi mempercepat produksi, Rusia telah membangun sayap Pabrik Obukhov di St. Petersberg. Sementara Pabrik Avitek di Kirov dan OPabrik NMP di Nizhniy telah dimodernisasi.

Sistem pertahanan udara S-400 terkenal karena kecanggihannya yang dapat mencegat pesawat siluman. Keahliannya lebih dari itu. S-400 juga bisa mencegat rudal balistik dan jelajah, pembom, dan pesawat tempur secara bersamaan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya