Berita

Representative Image/Net

Dunia

Intelektual Korea Mainkan Peran Penting dalam Simbol Partai Pekerja Korea dan Kesuksesan DPRK

KAMIS, 05 OKTOBER 2023 | 11:41 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Lambang Partai Pekerja Korea (WPK) telah menjadi ikon yang sangat dikenal di seluruh dunia, dengan ciri khasnya yang mencakup kuas tulis, palu, dan arit.

Lambang itu disebut unik dalam dunia komunis, karena berbeda dengan sebagian besar partai sejenis yang lebih menekankan palu dan arit dalam simbol mereka.

Namun, dalam simbol dari partai yang berkuasa di Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) atau yang biasa dikenal dengan Korea Utara itu, lambang tersebut bukan hanya simbol semata.

Lambang unik ini menggambarkan peran penting yang dimainkan oleh semua lapisan masyarakat, termasuk kaum intelektual, buruh, dan tani, yang berbagi nasib dengan Partai dalam menjaga keberlanjutan sistem sosialis di sejarah Korea, yang dipercaya sebagai kunci utama kesuksesan negara tersebut.

Meskipun pada saat-saat sulit di masa lalu, ketika opini publik internasional meragukan keberlanjutan sistem sosialis di Korea Utara di tengah runtuhnya sosialisme di Eropa Timur, kaum intelektual Korea tetap teguh dalam keyakinan mereka terhadap tanah air sosialis.

Mereka memilih untuk bersatu dengan WPK dan mengabdikan pengetahuan serta bakat mereka untuk membangun negara sosialis yang kuat tanpa pesimis dan kebimbangan, dengan peran para intelektual yang sangat dihargai oleh pendiri WPK, Kim Il Sung.

Ketika proses perancangan lambang Partai sedang berlangsung, Kim Il Sung secara pribadi menggambar kuas tulis dalam desain tersebut, yang menekankan apresiasinya terhadap peran penting yang dimainkan oleh kaum intelektual dalam revolusi dan konstruksi. Ia percaya, bahwa hanya melalui kerja sama antara kaum buruh, petani, dan intelektual, masyarakat baru yang kuat dapat terwujud.

Keyakinan tersebut telah menjadi prinsip yang konsisten bagi WPK sampai saat ini, yang sesuai dengan pepatah Korea yang mereka pegang teguh bahwa "kepercayaan menghasilkan kesetiaan, ketidakpercayaan menghasilkan pengkhianatan". Kalangan intelektual negeri ini menerima kepercayaan WPK, sebagai sesuatu yang lebih berharga dari kekayaan apa pun.

Selama 78 tahun terakhir, intelektual Korea disebut telah memainkan peran sentral dalam berbagai tahap reformasi sosial, revolusi demokrasi anti-imperialis, anti-feodal, perang Korea (1950-1953) yang dimulai dengan invasi bersenjata ke imperialis AS, rekonstruksi pascaperang, revolusi sosialis, dan konstruksi sosialis.

Di antara para intelektual yang masih dikenang oleh masyarakat Korea adalah Jong Jun Thaek dan Kang Yong Chang atas peran penting mereka dalam sejarah Korea, serta masih banyak lagi.

Kini, dibawah kepemimpinan Sekretaris Jenderal Partai WPK, Kim Jong Un, intelektual Korea masih terus mendukung WPK dengan keyakinan yang tak tergoyahkan.

Dengan tekad kuat untuk memenuhi kepercayaan dan harapan pemimpin mereka, para intelektual Korea telah mencapai kesuksesan luar biasa di berbagai bidang, termasuk ekonomi, pertahanan nasional, dan kebudayaan.

Untuk itu, Kim Jong Un menganggap mereka sebagai sahabat abadi dan patriot sejati WPK,  dengan memberikan dukungan dan fasilitas yang diperlukan bagi perkembangan intelektual Korea dan kemajuan WPK, dengan  lambang aslinya berupa kuas tulis, palu dan arit.

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Survei INSTRAT: RK-Suswono Unggul Jelang Pencoblosan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Eksaminasi Kasus Mardani Maming, Pakar Hukum: SK Bupati Tidak Melanggar UU

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Isran-Hadi Tingkatkan Derajat Wanita Kalimantan Timur

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:43

Maroko Bantah Terlibat dalam Putusan Pengadilan Uni Eropa Soal Perjanjian Pertanian dan Perikanan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:25

FKDM Komitmen Netral di Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:21

Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki Jadi Moderator Debat Perdana Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:18

Aliansi Rakyat Indonesia Ajak Warga Dunia Dukung Kemerdekaan Palestina

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:58

Serangan Israel di Masjid Gaza Bunuh 18 Orang

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:49

Program Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Peran Ekonomi Rakyat

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:28

Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:18

Selengkapnya