Diskusi Membaca Dukungan Pilpres di Jawa Timur yang digelar di Malang pada Rabu (4/10)/Ist
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pekan lalu, nama Menteri BUMN Erick Thohir melejit menjadi urutan pertama sebagai calon wakil presiden pilihan warga Jawa Timur. Erick unggul jauh dari nama-nama lama seperti Khofifah Indar Parawansa dan Muhaimin Iskandar.
Hal ini terjadi karena saat ini Erick dianggap paling memiliki kedekatan kultural dengan para kiai NU.
Demikian diungkapkan Pengasuh Pesantren An-Nur 2 Malang, KH. Khoirudin dalam diskusi Membaca Dukungan Pilpres di Jawa Timur yang digelar di Malang pada Rabu (4/10).
"Pak Erick adalah Ketua Panitia 1 Abad NU yang monumental. Dia juga rajin berkeliling pesantren dan sowan kepada para kiai. Beliau juga melakukan ziarah ke makam para pendiri NU seperti Mbah Hasyim dan Mbah Wahab. Hal ini tentu yang membuat Pak Erick dapat diterima di NU," kata Kiai Khoirudin.
Hal senada diungkapkan KH Ahsani Fathurrahman dari Pesantren Al-Ishlahiyah Malang. Menurutnya, hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan pilihan warga NU mulai mengerucut pada nama-nama yang kuat.
"Erick Thohir merupakan kandidat yang mewakili warga NU. Dengan beliau menempati urutan pertama sebagai cawapres, maka sangat layak untuk melengkapi capres Prabowo Subianto," kata Kiai Ahsani.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa dengan memenangkan Jawa Timur, potensi menjadi pemenang pada Pilpres 2024 sangat besar.
Sementara Dosen Universitas Muhammadiyah Malang Yunan Syaifullah mengatakan, selama ini pemilih di Jawa Timur merupakan pemilih loyal dan jumlahnya sangat besar.
"Upaya Erick Thohir untuk merajut simpul kaum Nahdliyin selama ini telah membuahkan hasil. Dengan adanya nama beliau di urutan pertama di hampir semua lembaga survei, menunjukkan dia punya modal besar untuk menjadi cawapres dari kalangan NU," kata Yunan.
Pembicara lainnya adalah mantan Rektor Universitas Brawijaya Malang Prof. KH. Muhammad Bisri menekankan, pentingnya para kandidat cawapres memiliki kekuatan di akar rumput.
"Para cawapres ini harus memiliki kaki-kaki yang mampu masuk secara riil ke perkampungan untuk meraup suara rakyat. Terutama menggunakan elemen para kiai kampung yang intens berhubungan dengan masyarakat," kata Bisri.