Berita

Akasa Air/Net

Dunia

Baru Setahun Beroperasi, Maskapai Akasa Air Ditinggalkan Puluhan Pilot

SELASA, 03 OKTOBER 2023 | 09:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Salah satu maskapai baru India, Akasa Air, yang diluncurkan tahun lalu dilaporkan sedang mengalami krisis setelah puluhan pilot keluar dari perusahaan yang menyebabkan ratusan penerbangan dibatalkan dan membuat pelanggan marah.

The National melaporkan, lebih dari 40 pilot telah mengundurkan diri dari Akasa Air dalam beberapa bulan terakhir untuk bergabung dengan maskapai lain, termasuk Air India Express yang juga mengoperasikan pesawat Boeing Max 737.

Akasa terpaksa menggugat beberapa pilot yang mengundurkan diri, perwakilan maskapai tersebut mengatakan bahwa para karyawan tersebut tidak menjalani masa kontrak wajib mereka.

"Ini tidak hanya ilegal tetapi juga merupakan tindakan tidak etis dan egois yang mengganggu penerbangan, memaksa pembatalan penerbangan dalam hitungan menit yang membuat ribuan pelanggan terbengkalai," kata perusahaan, menurut laporan Times of India.

Rabu pekan lalu, Pengadilan Tinggi Bombay mengizinkan maskapai tersebut melanjutkan gugatannya untuk meminta ganti rugi kontrak dari beberapa pilot.

Para ahli mengatakan tantangan yang dihadapi Akasa hanya menyoroti apa yang akan menjadi masalah yang jauh lebih besar di India, sebagai salah satu pasar penerbangan dengan pertumbuhan tercepat di dunia yang tidak diimbangi ketersediaan staf terlatih.

“Sebagian besar pemain di sektor ini memiliki rencana ekspansi besar-besaran, yang memerlukan banyak orang terampil termasuk pilot, awak kabin, dan staf operasional lainnya,” kata Manish Chowdhury, kepala penelitian di broker StoxBox.

“Dengan laju pasokan pilot yang jauh tertinggal dari permintaan, kami memperkirakan perebutan pilot ini akan semakin intensif," katanya.

Pasca pandemi Covid-19, permintaan perjalanan udara di India melonjak.

Industri penerbangan India menangani sekitar 200 juta penumpang pada tahun keuangan hingga akhir Maret, menurut Pusat Penerbangan Asia Pasifik (Capa) India.

Meningkatnya pendapatan kelas menengah di negara dengan populasi terbesar di dunia dan negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, serta fakta bahwa hanya satu digit persentase penduduk yang melakukan perjalanan melalui udara, sektor ini diperkirakan akan berkembang secara signifikan di tahun-tahun mendatang.

“Akasa Air menghadapi tantangan unik dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam industri penerbangan sipil,” kata Jyoti Prakash Gadia, direktur pelaksana di bank investasi Resurgent India.

“Tidak seperti kasus kekurangan dana atau gangguan teknis sebelumnya yang terjadi pada beberapa maskapai penerbangan lain, Akasa menghadapi situasi krisis karena pengunduran diri pilotnya yang tidak terduga," katanya.

Sektor penerbangan sipil secara keseluruhan sedang berkembang pesat di India dengan adanya peluang baru karena meningkatnya permintaan setelah masa pandemi yang sulit. Hal ini menyebabkan kurangnya jumlah pilot berpengalaman yang dibutuhkan, menurut Gadia.

Akasa Air mulai beroperasi pada Agustus tahun lalu. Perusahaan ini didirikan oleh mendiang miliarder India Rakesh Jhunjhunwala, yang bekerja sama dengan mantan CEO Jet Airways Vinay Dube.

Investor Jhunjhunwala, yang berusia 62 tahun, meninggal hanya beberapa hari setelah maskapai ini diluncurkan karena masalah kesehatan.

Maskapai baru ini telah disebut sebagai “maskapai penerbangan berbiaya sangat rendah”. Maskapai ini telah berkembang hingga terbang ke 16 tujuan di India, termasuk Mumbai, New Delhi, Kolkata, Goa dan Hyderabad.

Perusahaan ini menghadapi persaingan yang ketat di kelasnya, IndiGo, SpiceJet dan Air India Express yang sudah mapan di pasar.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

HUT Ke-17 Partai Gerindra, Hergun: Momentum Refleksi dan Meneguhkan Semangat Berjuang Tiada Akhir

Senin, 03 Februari 2025 | 11:35

Rupiah hingga Mata Uang Asing Kompak ke Zona Merah, Trump Effect?

Senin, 03 Februari 2025 | 11:16

Kuba Kecam Langkah AS Perketat Blokade Ekonomi

Senin, 03 Februari 2025 | 11:07

Patwal Pejabat Bikin Gerah, Publik Desak Regulasi Diubah

Senin, 03 Februari 2025 | 10:58

Kebijakan Bahlil Larang Pengecer Jual Gas Melon Susahkan Konsumen dan Matikan UKM

Senin, 03 Februari 2025 | 10:44

Tentang Virus HMPV, Apa yang Disembunyikan Tiongkok dari WHO

Senin, 03 Februari 2025 | 10:42

Putus Rantai Penyebaran PMK, Seluruh Pasar Hewan di Rembang Ditutup Sementara

Senin, 03 Februari 2025 | 10:33

Harga Emas Antam Merosot, Satu Gram Jadi Segini

Senin, 03 Februari 2025 | 09:58

Santorini Yunani Diguncang 200 Gempa, Penduduk Diminta Jauhi Perairan

Senin, 03 Februari 2025 | 09:41

Kapolrestabes Semarang Bakal Proses Hukum Seorang Warga dan Dua Anggota Bila Terbukti Memeras

Senin, 03 Februari 2025 | 09:39

Selengkapnya