Presiden Ghana Nana Akufo-Addo/Net
Kebangkrutan ekonomi dialami Ghana, setelah terlilit utang miliaran dolar dan gagal melunasinya.
Mengutip The Nile Post pada Kamis (28/9), total utang pemerintah Ghana kepada kreditor dalam dan luar negeri, termasuk dana pensiun, perusahaan asuransi, dan bank lokal, akhir tahun lalu mencapai 63,3 miliar dolar AS atau Rp 984 triliun.
Besarnya utang memaksa Presiden Nana Akufo-Addo untuk meminta bantuan Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar tiga miliar dolar AS atau Rp 46,50 triliun.
Africa Business Insider dalam laporannya menyebut Ghana telah resmi bangkrut. Sebab, sudah ke-17 kali Ghana meminjam uang ke IMF sejak negara itu merdeka tahun 1957. Artinya, sudah hampir 7 dekade Ghana bergelut dengan utang dan perekonomian yang tidak kunjung stabil.
Terlebih saat ini, negara itu terancam kekurangan listrik karena gagal membayar utang sebesar 1,58 miliar dolar AS atau Rp 24,5 triliun kepada produsen listrik independen.
Angka pengangguran juga semakin bertambah setelah banyak kontraktor berhenti beroperasi karena pemerintah tidak bisa membayar utang Rp 1,3 miliar atau Rp 20 triliun kepada perusahaan konstruksi.
Penyebab kebangkrutan pada Ghana, sebagaimana diungkap Business Insider, yakni pandemi virus Covid-19, invasi Rusia ke Ukraina, dan harga pangan dan bahan bakar yang lebih tinggi.
Setelah Ghana jatuh pada krisis ekonomi, 24 negara ini juga dinilai berisiko mengalami kebangkrutan karena gagal membayar utang.
Mengutip
Blomberg pada akhir 2022, berikut negara-negara selain Ghana yang terancam bangkut yakni:
1. El Salvador
2. Tunisia
3. Pakistan
4. Mesir
5. Kenya
6. Argentina
7. Ukraina
8. Bahrain
9. Namibia
10. Brasil
11. Angola
12. Senegal
13. Rwanda
14. Afrika Selatan
15. Costa Rika
16. Gabon
17. Maroko
18. Ekuador
19. Turki
20. Republik Dominika
21. Ethiopia
22. Colombia
23. Nigeria
24. Meksiko.