Marco Nicastro, pengusaha dan presiden Soc.Coop. Agricola Mediterraneo di depan tanaman tomat yang rusak akibat badai/Net
Para petani di Puglia, Italia, mengalami banyak kerugian setelah wilayah mereka dilanda cuaca ekstrem yang ganas dan tidak terduga pekan lalu.
Badai petir dan hujan disertai angin topan dan hujan es meninggalkan kehancuran di kebun zaitun, kebun anggur, dan kebun sayur.
Sekitar 20 hektar ladang tomat dilaporkan rusak saat peristiwa terjadi.
Marco Nicastro, Presiden Agricola Mediterraneo - perusahaan sayuran yang memiliki lahan seluas 500 hektar yang didedikasikan untuk pengolahan tomat di Provinsi Foggia - menceritakan bagaimana badai menghancurkan ladang mereka.
“Saat kami sedang memanen, sekitar tengah hari, angin puyuh menerjang sebagian wilayah kami dan berubah menjadi badai petir disertai hujan es. Faktanya, cuaca buruk diperkirakan akan terjadi pada hari Minggu dan Senin," kata Nicastro, seperti dikutip dari
Fresh Plaza, Kamis (28/9).
"Jadi kami segera menghentikan panen karena mengetahui bahwa kami akan segera melihat kerusakan," ujarnya.
Nicastro menjelaskan, berdasarkan perkiraan awal, tanaman tomat berbentuk bulat dan panjang seluas 20-22 hektar memiliki tingkat kerusakan bahkan lebih dari 80 persen, namun di beberapa petak tanaman hancur seluruhnya sehingga hanya sistem irigasi permukaan saja yang terlihat.
"Untungnya, kampanye pengolahan tomat hampir berakhir, jika tidak, keseimbangannya akan mengkhawatirkan," katanya.
Pengusaha asal Apulia mengatakan, sebagai antisipasi menghadapi dampak kerugian, ia telah meminta petani agar mengambil asuransi untuk berjaga-jaga terhadap kejadian cuaca yang tidak terduga.
"Setidaknya, mereka harus mampu memulihkan produksi kotor yang dapat dijual. Banyak petani kini melihat asuransi bukan sebagai biaya tambahan, namun sebagai pengeluaran yang berguna untuk membatasi risiko bisnis," ujarnya.