Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Diduga Terapkan Kerja Paksa Pada Etnis Uighur, Tiga Perusahaan China Kena Sanksi AS

RABU, 27 SEPTEMBER 2023 | 12:13 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Impor produk dari tiga perusahaan China yang berbasis di Xinjiang akan dibatasi oleh pemerintah Amerika Serikat.

Pasalnya, tiga perusahaan itu diduga terlibat dalam mempekerjakan etnis minoritas Uighur secara paksa di pabrik-pabrik mereka.

Mengutip Al Arabiya pada Rabu (27/9), perusahaan yang terkena sanksi ekonomi AS tersebut yakni Xinjiang Tianmian Foundation Textile Co, Ltd; Xinjiang Tianshan Wool Textile Co. Ltd, dan Xinjiang Zhongtai Group Co. Ltd.


Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Alejandro Mayorkas mengatakan perusahaan yang terkena sanksi ekonomi terbaru yakni Xinjiang Tianmian Foundation Textile Co, Ltd; Xinjiang Tianshan Wool Textile Co. Ltd, dan Xinjiang Zhongtai Group Co. Ltd.

Ketiganya disebut Alejandro telah masuk dalam Daftar Entitas Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uyghur. Menambah totalnya menjadi 27 perusahaan untuk saat ini.

“Kami tidak menoleransi perusahaan yang menggunakan kerja paksa, yang melanggar hak asasi individu demi mendapatkan keuntungan,” tegasnya, seperti dimuat Al Arabiya pada Selasa (26/9).

Dijelaskan Alejandro, tiga perusahaan China bekerja sama dengan pemerintah Xinjiang untuk merekrut dan mengangkut, menampung atau menggunakan kerja paksa warga Uighur, Kazakh, Kyrgyzstan, atau anggota kelompok teraniaya lainnya ke luar wilayah tersebut.

Undang-undang tahun 2021, Daftar Entitas Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uighur (UFLPA) AS berisi larangan untuk mengimpor barang yang diproduksi di Xinjiang atau oleh perusahaan yang disebutkan dalam daftar tersebut, kecuali importir dapat membuktikan barang tersebut tidak diproduksi dengan kerja paksa.

Sementara itu, perusahaan yang baru terkena sanksi yakni Xinjiang Tianmian Foundation Textile Co bergerak di bidang produksi benang dan produk tekstil lainnya.

Xinjiang Zhongtai Group Co memproduksi dan menjual polivinil klorida (PVC) serta tekstil, bahan kimia, dan bahan bangunan lainnya. Terakhir, Xinjiang Tianshan Wool Textile Co menjual pakaian kasmir dan wol, serta produk lainnya. 

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya