Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyerahkan Kartu Tanda Anggota (KTA) kepada Kaesang Pangarep/Ist
PUTRA bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep akhirnya resmi masuk dunia politik. Tidak tanggung-tanggung, istri Erina Gudono ini langsung menjabat posisi paling strategis di partai, yaitu ketua umum.
Pada Senin malam (25/9), Wakil Dewan Pembina PSI, Grace Natalie secara gamblang menyebut Kaesang sebagai pengganti Giring Ganesha sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Grace mengklaim penunjukan Kaesang itu atas persetujuan 38 Ketua DPD PSI se-Indonesia.
Lengkap sudah upaya PSI untuk menjadi partai yang tegak lurus dengan Presiden Jokowi. Kini komando partai langsung berasal dari anak sang presiden. Artinya, arah kapal tidak mungkin mengarah ke tempat yang salah.
Partai Anak Muda?
Kehadiran PSI dalam perpolitikan nasional terbilang penuh kontroversi. Jargon anti-perda syariah, antipoligami, hingga antipoligami sempat menyesaki ruang publik dan menyita perhatian. PSI seolah tampil sebagai partai yang “berani” melawan arus.
Laman resmi PSI menjelaskan alasan kenapa rakyat Indonesia harus bergabung dengan mereka. Pertama, karena PSI hadir bersama dengan semua yang baru. Mulai dari ide, gagasan, cara, orang, dan mesin yang baru.
Kedua, karena PSI adalah partai baru yang tidak lagi tersandera kepentingan politik lama, klientalisme, rekam jejak yang buruk, beban sejarah, dan citra yang buruk terhadap partai politik sebelumnya.
Turut dijanjikan bahwa partai akan diurus orang-orang muda profesional yang paham betul bagaimana mengurus organisasi yang modern, profesional, bersih, dan transparan.
Sekilas tawaran itu tampak menjanjikan. Tapi setelah Kaesang didaulat menjadi ketua umum, maka pertanyaan demi pertanyaan mulai bermunculan. Benarkah PSI hadir dengan ide dan gagasan baru? Benarkah PSI tidak tersandera kepentingan politik lama, dan klientalisme? Benarkah PSI diurus orang muda profesional yang paham organisasi?
Dalam penunjukan Kaesang, semua itu tidak terlihat. Yang tampak hanya, PSI menunjuk Kaesang karena dia adalah anak Presiden Joko Widodo. Kalau bukan anak Jokowi, mungkinkah Kaesang dipilih?
Seprofesional apapun Kaesang, tanpa posisi strategis sebagai anak Jokowi, mustahil ditunjuk. Sekali lagi ditunjuk. Dia tidak melalui pertarungan layaknya seorang calon kompeten berlaga menghadapi calon lain dalam arena kongres.
Kaesang bukan kader PSI. Keanggotaannya saja baru hitungan hari. Tanpa pengalaman organisasi, dia langsung menyalip kader lain yang merintis dari awal. Jangankan ikut pelatihan kaderisasi, menghafal visi misi PSI saja mungkin masih belum khatam. Bagaimana bisa kemudian 38 Ketua DPD PSI seirama menyatakan setuju?
Ada benarnya juga ucapan dari Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti bahwa tidak ada yang paling menggelikan di ruang politik bulan ini, kecuali PSI memilih Kaesang sebagai ketua umum.
Masihkah pantas PSI disebut partainya anak muda? Mungkin kader PSI bisa bekerja ekstra untuk mengurai alasan itu usai Kaesang jadi ketum.
Kaesang Mau Apa?
Kakak pertama sudah jadi walikota di Solo. Kakak ipar juga sudah jadi walikota di Medan. Sehingga menjadi walikota di Depok yang belum pasti tidak bisa mengungguli keduanya. Maka menjadi logis jika kemudian Kaesang tampil sebagai ketua umum. Artinya, dia berada pada posisi sebagai penentu siapa yang akan ditunjuk sebagai calon walikota, bukan sekadar walikota.
Tapi mungkinkah hal itu yang ada dipikiran Kaesang? Bisa iya, bisa juga tidak.
Bisa juga Kaesang ingin tampil sebagai pembela utama Jokowi jika ada serangan politik usai sang ayah tidak lagi menjabat presiden. Toh, jabatan Kaesang baru berakhir tahun 2028, sementara Jokowi lengser pada Oktober bulan depan. Sedangkan keluarga Jokowi yang lain belum pasti mendapat posisi di partai.
Tapi mungkinkah hal itu yang ada di pikiran Kaesang? Bisa iya, bisa juga tidak.
Bisa juga Kaesang sedang membuat jalannya sendiri untuk bisa ikut berkecimpung dalam Pilpres 2024, sehingga nantinya dia bisa lebih mudah dipinang sebagai menteri oleh sang pemenang.
Tapi mungkinkah hal itu yang ada di pikiran Kaesang? Bisa iya, bisa juga tidak.
Terlepas dari itu, Kaesang kini sudah resmi jadi ketua umum PSI. Diharapkan dia mampu membawa partai tersebut mewujudkan mimpi lolos ke Senayan. Beban berat memang bagi seorang pemula. Tapi mungkin saja tidak bagi seorang anak presiden yang bisa menyerap langsung ilmu politik dari sang ayah.
Semoga Kaesang bisa mewujudkan mimpi tersebut dan semoga mulai bisa cepat memahami visi misi partai.