Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan saat meninjau Food Estate di Humbang Hasundutan, Sumut/Ist
Pengembangan food estate di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara merupakan model paling lengkap dan bisa dicontoh wilayah lain.
Anggota Komisi IV Fraksi Golkar DPR RI, Alien Mus menilai pengembangan food estate di Humbang Hasundutan merepresentasikan kultur lingkungan dan kebutuhan masyarakat lokal.
Sebab, pemilihan komoditi tanaman hortikultura yang dikembangkan di kabupaten ini menjadi komoditi pertanian yang berkelanjutan.
"
Food estate di Sumut ini jenis tanamannya horti, ada kentang, bawang, cabai, karena memang menyesuaikan kondisi tanah di wilayah setempat," tutur Alien Mus dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/9).
Alien Mus sendiri sudah melihat langsung
food estate tersebut saat mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Menteri Koordinator Bidang Marves, Luhut Binsar Pandjaitan akhir pekan kemarin.
Dari kacamatanya, sistem pengembangan
food estate seluas 1.000 hektare itu sudah sangat lengkap. Mulai dari perubahan pola pemikiran soal pertanian, pemilihan komoditi, penyiapan bibit dan benih, bantuan pupuk, hingga kemudahan transportasi dan alsintan.
"Pemerintah harus mewujudkan dan memberi semua sarana dan prasarana, baik dalam kebutuhan transportasi, lahan, petani, benih, bibit, pupuk, alsintan, hingga pembelinya," ujar Alien Mus.
Di sisi lain, program
food estate dinilai masih dibutuhkan di tengah kondisi Indonesia yang belum bisa mandiri pangan.
Food estate, kata dia, bisa menjadi upaya Indonesia melepas ketergantungan impor pangan.
Food estate juga bisa meningkatkan kesejahteraan petani di tiap daerah, salah satunya di Humbang Hasundutan yang sudah berhasil panen tanaman hortikultura selama dikelola tiga tahun belakangan.
"Tahun lalu, mereka (petani Humbang) bisa mendapatkan pendapatan bersih sekitar Rp600 juta dalam satu masa panen," tutupnya.
Sementara itu, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta pengembangan
food estate di berbagai daerah dilakukan dengan basis korporasi. Tujuannya, agar petani bisa berkelompok, baik dalam bentuk koperasi maupun gabungan kelompok tani (gapoktan).
Menurut Airlangga, hal ini dimaksudkan agar lebih mudah dalam pemberian akses pendampingan, pembiayaan, dan fasilitas lain yang disediakan pemerintah serta bekerja sama dengan BUMN ataupun swasta.
“Saya melihat sudah mulai banyak yang akan panen. Terima kasih. Semoga rakyat di sini makin sejahtera,” ujar Menko Airlangga saat meninjau
food estate di Desa Riaria dan Desa Hutajulu, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.