Seniman dan Budayawan Palembang membagikan masker kepada pengunjung Kambang Iwak Palembang, Minggu (24/9)/RMOLSumsel
Kebakaran hutan, lahan, dan perkebunan (Karhutlabun) di Sumatera Selatan (Sumsel) yang belum tertangani menyebabkan asap semakin pekat dan mengkhawatirkan bagi kesehatan masyarakat.
Seperti kualitas udara di kota Palembang yang mulai tidak sehat untuk dihirup oleh warga.
Padahal, kualitas udara yang buruk dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan, termasuk risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan gangguan kesehatan lainnya.
Untuk itu, Dewan Kesenian Palembang (DKP), Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS), BnB Soundsystem, Guns Cafe, Dompet Dhuafa, JO Sriwijaya, dan Bujang Gadis Kesehatan mengambil inisiatif untuk membagikan 2.000 masker di daerah Kambang Iwak, Palembang, pada Minggu (24/9).
Selain membagikan masker, kegiatan ini juga menampilkan pertunjukan seni dari lima komite seni DKP dan beberapa budayawan penggiat seni. Termasuk Ali Goik, Pantomim Mime Club Palembang, Tari Blok E, KPJ, Anto Nara Soma, Heri Mastari, Hardi, dan Hasan.
PLT Ketua DKP, Cek Hasan, mengajak masyarakat Palembang untuk selalu memakai masker saat berada di luar rumah sebagai upaya untuk memfilter udara dan menjaga kesehatan mereka.
"Masker dapat membantu kita memfilter udara dan menjaga diri kita dari dampak kabut asap ini, sehingga aktivitas kita tidak terganggu," jelasnya, dikutip
Kantor Berita RMOLSumsel, Minggu (24/9).
Seorang seniman dan pegiat komunitas di Palembang, Hardi 'Bubut' Saputra menjelaskan, kegiatan ini merupakan tindakan simpati dan kepedulian terhadap situasi kabut asap yang telah melukai banyak orang.
"Kegiatan ini adalah tindakan simpati dan kepedulian terhadap kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan, yang telah membuat banyak masyarakat menderita, terutama anak-anak, balita, dan lansia yang rentan terhadap ISPA," ujarnya.
Upaya membagikan masker dan memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan saat kondisi udara tidak sehat adalah langkah yang sangat dihargai dalam menghadapi masalah lingkungan seperti kabut asap.
Hal ini juga menunjukkan kekuatan solidaritas komunitas seni dan budaya dalam mendukung kesejahteraan masyarakat.