Anies Baswedan didampingi Koordinator Perhimpunan Aktivis 98 (PA98) Ulung Rusman diwawancarai wartawan/Ist
Pilpres 2024 semakin dekat, namun baru pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang betul-betul siap mendaftar ke KPU RI. Duet yang dikenal dengan sebutan Amin ini resmi dideklarasikan di Hotel Majapahit, Kota Surabaya pada 3 September 2023.
Koordinator Perhimpunan Aktivis 98 (PA98) Ulung Rusman menilai, Amin yang diusung Partai Nasdem, PKB, dan PKS ini adalah dwi tunggal representatif keberagaman yang ada di Indonesia dan juga mewakili suasana batin persatuan.
Ulung juga mengungkapkan bahwa Amin adalah pilihan yang tepat bagi aktivis 98 untuk didukung. Menurutnya, ada enam alasan mengapa aktivis 98 wajib mendukung Amin di Pilpres 2024 mendatang.
Pertama, menurut Ulung, Amin bukanlah bagian dari masa Orde Baru. Karena Amin lahir dari pergulatan pergerakan aktivis pro demokrasi yang menentang otoritarian Orde Baru.
Kedua, aspek keadilan sosial menjadi spirit Amin membangun Indonesia. Aspek keadilan sosial ini nampak pada kebijakan terkait Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta.
"Pak Anies naikkan UMP cukup signifikan yang membuat buruh lega dan puas. Pak Anies berikan pemahaman kepada para pengusaha untuk selalu bersikap adil kepada para buruh. Pak Anies juga menerbitkan KJP Plus, membebaskan pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk para pendidik dan keluarga pahlawan," kata Ulung dalam Fokus Group Discussion (FGD) yang diadakan PA98 di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (22/9).
Alasan ketiga adalah Amin sosok muda dan berwibawa.Amin adalah figur yang sesuai suasana batin kekinian, muda dan berwibawa.
"Kewibawaan pak Anies Baswedan dan pak Muhaimin Iskandar pun semakin terlihat ketika tampil di forum-forum publik," kata Ulung.
Keempat, Amin adalah pasangan pemimpin yang merangkul dan menyatukan. Dalam situasi sosial dan politik yang terbelah seperti saat ini, pemimpin model Anies-Muhaimin sangat dibutuhkan.
"Pak Anies dan pak Muhaimin juga memiliki pandangan toleransi dan keberagaman. Itulah Bhinneka Tunggal Ika," kata Ulung yang juga tokoh pemuda Tionghoa ini.
Kelima, Amin tidak anti kritik, merangkul lawan, bukan memusuhi. Kritik bagi kedua figur capres dan cawapres ini adalah bagian dari dinamika berdemokrasi sehingga tidak perlu disikapi dengan represif.
"Keenam, Amin adalah yang berasal dari aktivis gerakan mahasiswa dan juga ikut terlibat gerakan reformasi. Amin merupakan dua tokoh yang memiliki latar belakang sebagai mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan aktivis ekstra kampus dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) serta Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)," demikian Ulung.