Berita

Pemerintah Indonesia sahkan aturan Golden Visa/Ist

Dahlan Iskan

Visa Emas

RABU, 06 SEPTEMBER 2023 | 05:16 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

TELAH LAHIR: golden visa. Di Indonesia. Bayi pertamanya: Sam Altman. Orang Amerika Serikat. Genius. Kaya. Baik hati. Yahudi. LGBT.

Samuel adalah pendiri aplikasi yang sering Anda pakai itu, Chat GPT.

Dengan golden visa ia bisa datang ke Indonesia kapan saja. Tidak perlu antre di imigrasi. Karpet merah telah digelar untuk anak muda itu: umur 38 tahun. Juga untuk siapa saja yang akan mendapat golden visa berikutnya.

Sudah banyak negara lain yang memberikan golden visa serupa pada orang asing. Yakni negara-negara yang ingin orang kaya mau membawa modal ke negeri mereka.

Untuk Indonesia syaratnya sederhana: mau berinvestasi sebesar 5 juta dolar AS. Atau setara dengan Rp 75 miliar. Itu untuk golden visa selama 10 tahun. Atau cukup separonya. Dengan golden visa 5 tahun.

Di Singapura, di puncak lockdown Covid-19 lalu tidak hanya golden visa. Singapura saat itu memberi izin khusus kepada 250 orang kaya Indonesia. Mereka bisa datang ke Singapura di tengah lockdown. Disediakan prosedur khusus di kedatangan mereka.

Indonesia tidak hanya mengharapkan uang dari Samuel Altman. Juga otaknya. Ia adalah genius. Ia cerdas dalam membuat  kecerdasan buatan (artificial intelligent).

Indonesia harus menyiapkan diri memasuki zaman baru. Memang belum ada penjelasan apa saja yang akan dilakukan Samuel di sini. Toh waktu untuk Indonesia tidak akan banyak.

Jabatan terakhir Samuel adalah CEO OpenAI. Yakni sebuah perusahaan riset AI di Amerika.

OpenAI punya misi khusus di bidang pengembangan kecerdasan buatan. OpenAI lebih fokus pada pengembangan ''kecerdasan buatan umum''. Yakni terbentuknya kecerdasan buatan yang lebih cerdas dari manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Salah satu produk awal dari OpenAI adalah GPT-1. Angka 1 mengindikasikan akan lahir GPT-2 dan seterusnya. GPT adalah singkatan dari generative pre-trained transformer. Yakni untuk meningkatkan kecerdasan umum tahap awal: di bidang bahasa.

Jangan sampai ada orang yang tidak bisa berbahasa Inggris mengalami kesulitan memahami penjelasan dalam bahasa Inggris. Atau bahasa apa saja. Termasuk bahasa lokal yang sangat sulit diterjemahkan seperti bahasa Swahili yang dipakai penduduk Tanzania.

Sampai sekarang sudah lahir GPT-2, GPT-3, GPT 3,5, dan GPT-4. Lalu ChatGPT. Yang terakhir itu begitu diluncurkan, Desember 2022, lebih 1 juta orang menggunakannya: hanya dalam waktu 5 menit pertama.

Harusnya saya termasuk yang perlu menggunakan ChatGPT. Tapi belum.

Dengan ChatGPT saya bisa menjawab banyak pertanyaan perusuh Disway sambil makan durian.

ChatGPT bisa menjawab pertanyaan apa saja yang isinya seperti jawaban manusia. Bukan hanya pertanyaan. Juga interaksi lainnya dalam bentuk chat. Memang terkadang masih ada informasi yang salah. Sistem AI-nya masih belum sempurna.

Misalnya soal mengapa kadang tidak ada komentar pilihan di Disway. Saya tidak bisa membayangkan seperti apa jawabannya bila yang menjawab ChatGPT. Padahal jawaban saya sederhana: sudah memilih, lupa mengirim. Atau sudah dikirim terselip di redaksi.

Masih banyak lagi yang dihasilkan OpenAI dan si pemegang pertama visa emas Indonesia. Semuanya bisa membuat manusia tidak perlu mikir keras untuk bisa memahami dan mengomunikasikan sesuatu.

Di masa kecil Samuel mendapat komputer pertama saat berumur 8 tahun. Dari ibunya: seorang dokter ahli penyakit kulit. Samuel sendiri dilahirkan di Chicago tapi dibawa pindah ke arah selatan ke St Louis, Missouri.

Melihat kemampuannya di bidang komputer Samuel dimasukkan universitas terkemuka di California: Stanford. Ia kuliah di prodi ilmu komputer. Drop out.

Ia pilih mendirikan usaha: mendirikan Loopt. Yakni aplikasi handphone untuk berbagi lokasi dan alamat. Umurnya 19 tahun. Begitu bermanfaat aplikasi itu sampai membuat Samuel bisa mengumpulkan modal lebih Rp 100 miliar dalam sekejap.

Begitu banyak aplikasi yang ia lahirkan. Ia menjadi muda yang kaya raya. Ia vegetarian. Juga dikenal sebagai jemaat prepper. Ini istilah baru bagi saya. Ternyata ada juga orang yang meyakini bahwa bencana bisa terjadi kapan saja. Dari alam maupun dari manusia. Penganut prepper harus selalu siap menghadapi bencana apa saja. Harus bisa selamat.

Karena itu orang seperti Samuel selalu punya cadangan makanan, air, gas, obat antibiotik, masker anti gas beracun, dan senjata api. Ia mendapatkan sebagian peralatan itu langsung dari Kementerian Pertahanan Israel.

Satu visa emas sudah lahir. Tentu untuk kelahiran-kelahiran berikutnya akan lebih lancar. Pun bila sekalian kembar 2, 3, atau 12.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya