Berita

Ilustrasi/Net

Tekno

Intelijen Amerika Kembangkan Celana Pintar

SENIN, 04 SEPTEMBER 2023 | 09:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dunia intelijen Amerika Serikat terus mengalami kemajuan dengan teknologi terbaru yang akan bisa menjadikan celana sebagai perangkat untuk memata-matai.

Ini menyusul pengumuman Kantor Direktur Intelijen Nasional AS (ODNI), yang mengatakan akan mendukung pengembangan kain inovatif yang menggabungkan berbagai teknologi digital.

Menurut pernyataan ODNI yang disampaikan bulan lalu, program yang disebut 'Sistem Tekstil Bertenaga Listrik dan Jaringan Cerdas' (SMART ePANTS), akan diawasi oleh Intelligence Advanced Research Projects Activity (IARPA) ?" badan yang mengkhususkan diri dalam upaya penelitian yang berisiko tinggi dan bernilai tinggi.


Para pejabat AS mengatakan upaya ini bertujuan untuk menciptakan tekstil yang terasa dan berfungsi seperti pakaian siap pakai lainnya, tetapi juga dapat merekam data audio, video, dan geolokasi.

"Tujuan utamanya adalah agar teknologi ini membantu personel dan petugas pertolongan pertama di lingkungan berbahaya dan bertekanan tinggi, seperti TKP dan inspeksi pengendalian senjata tanpa menghambat kemampuan mereka untuk beroperasi dengan cepat dan aman," menurut pernyataan pejabat AS, seperti dimuat RT, Minggu (3/9).

Kontrak pengembangan diberikan kepada lima organisasi, termasuk lembaga nirlaba SRI International, Massachusetts Institute of Technology (MIT), perusahaan Arete, Nautilus Defense, dan Leidos.

Menurut Pentagon, Nautilus dan Leidos mendapatkan kontrak untuk pengembangan SMART ePANTS masing-masing senilai 11,6 juta dan 10,6 juta dolar AS, dengan pekerjaan diperkirakan akan selesai pada Januari 2025. Nilai kontrak dengan tiga entitas lainnya belum diungkapkan.

Mengomentari program tersebut, Annie Jacobsen, yang merupakan finalis Penghargaan Pulitzer untuk bukunya tentang proyek-proyek inovatif Pentagon, mengatakan kepada Intercept bahwa inisiatif-inisiatif jangka panjang ini dan inisiatif serupa lainnya yang dilakukan oleh Washington adalah “seperti membuang spaghetti ke dalam lemari es."

“Mungkin menempel atau tidak,” jelasnya.

Ini bukan pertama kalinya AS telah mencoba mengintegrasikan teknologi digital ke dalam pakaian.

Pada 2021, Institut Nanoteknologi Prajurit Angkatan Darat AS dan MIT mengembangkan serat yang dapat diprogram yang mampu menyimpan, menganalisis, dan berbagi data tentang aktivitas pengguna saat menjahit pakaian, berkat chip digital skala mikro.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya