Panglima militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan/Net
Dalam rangka memperkuat hubungan bilateral, panglima militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan telah melakukan perjalanan ke Mesir, dalam perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak pecahnya perang di negaranya pada April lalu.
Dalam kunjungan pada Selasa (29/8), ia bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi untuk membahas perkembangan terbaru di Sudan yang dilanda perang dan mengukuhkan hubungan bilateral.
Mengutip laporan
Digital Journal, Burhan terlihat mengenakan pakaian sipil saat tiba di Mesir dan disambut oleh Sisi di landasan bandara El Alamein.
Pertemuan tersebut dikatakan membahas upaya penyelesaian konflik di Sudan, serta rencana untuk membangun hubungan yang lebih erat setelah masa konflik berakhir.
Mesir, yang berbatasan langsung dengan Sudan, telah dibanjiri oleh pengungsi dari negara tetangganya. Mesir memiliki peran penting dalam upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik antara militer Sudan dengan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Upaya diplomasi sebelumnya, termasuk gencatan senjata yang disponsori oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi, belum berhasil mengakhiri kekerasan di Sudan.
Meskipun demikian, harapan tinggi muncul dari pertemuan tersebut, yang diharapkan dapat membawa langkah-langkah positif menuju perdamaian dan stabilitas di wilayah itu.
Namun, berdasarkan laporan terbaru, kunjungan Panglima Burhan ini terjadi setelah kekerasan baru-baru ini melanda wilayah Darfur, dengan puluhan warga sipil dilaporkan tewas dalam serangan di kota Nyala.
Pada saat al-Burhan meninggalkan Sudan, wilayah itu melaporkan 39 warga sipilnya meninggal dunia dalam serangan tersebut, yang sebagian besar terjadi kepada wanita dan anak-anak.
Berdasarkan catatan PBB, konflik yang berkecamuk di seluruh negeri itu tercatat telah menewaskan hampir 5.000 orang dan menelelantarkan 4,6 juta warga lainnya yang terpaksa mengungsi, yang terus meningkatkan keprihatinan yang mendalam atas situasi tersebut.