Pemerintah mempertimbangkan untuk merelokasi patung pejuang kemerdekaan dihormati, Hong Beom-do, yang selama ini dipasang di markas besar kementerian pertahanan di Seoul/Yonhap
Pemerintah Korea Selatan berencana merelokasi patung pejuang kemerdekaan Hong Beom-do dari luar markas Kementerian Pertahanan karena rekam jejaknya di masa lalu yang pernah berkolaborasi dengan pasukan komunis Soviet.
Pengumuman pejabat pada Senin (28/8) itu, muncul tak lama setelah pernyataan Kemenhan sebelumnya, yang mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan untuk merelokasi lima patung pejuang kemerdekaan Korea, termasuk Hong, dari Akademi Militer Korea di utara Seoul.
Meskipun memicu protes dari partai oposisi dan Warisan Kemerdekaan Korea, sebuah asosiasi yang mewakili para pejuang kemerdekaan dan keturunannya, langkah ini dipandang sejalan dengan dorongan pemerintahan Yoon untuk lebih mendekatkan diri dengan Amerika Serikat dan Jepang dalam menghadapi peningkatan kerja sama antara Korea Utara, Tiongkok, dan Rusia.
Dalam pidatonya di Hari Pembebasan pada 15 Agustus, Yoon mengecam kekuatan anti-negara yang menurutnya mengikuti totalitarianisme komunis secara membabi buta, dan mendesak agar tidak menyerah pada kekuatan totalitarianisme komunis.
“Jika harus ada relokasi, patung di Akademi Militer Korea dan patung di depan Kementerian Pertahanan harus dipertimbangkan bersama-sama,” kata seorang pejabat senior pemerintah kepada Kantor Berita
Yonhap, yang menyatakan bahwa keduanya ditempatkan di tempat yang salah.
Pejabat lain mengatakan relokasi tersebut bertujuan untuk memperdalam pemahaman filosofi pemerintahan Yoon mengenai negara, sejarah dan keamanan nasional di kalangan tentara.
Diperkirakan patung-patung tersebut akan dipindahkan ke Balai Kemerdekaan Korea di Cheonan, 85 kilometer selatan Seoul.
Kantor kepresidenan mengatakan akan menyerahkan keputusan apa pun kepada kementerian pertahanan dan Akademi Militer Korea.
Jenderal Hong adalah tokoh bersejarah dan sangat simbolis dalam perjuangan Korea melawan pemerintahan kolonial Jepang pada tahun 1910-194545.
Sebagai panglima tertinggi tentara pembebasan Korea, ia mempelopori kemenangan dalam pertempuran melawan pasukan Jepang yang paling terkenal adalah Pertempuran Fengwudong di Manchuria, Tiongkok, pada tahun 1920.
Tahun berikutnya, dia pindah ke Timur Jauh Soviet, mencari perlindungan dari operasi perburuan Jepang.
Dia terpaksa pindah ke Kazakhstan pada tahun 1937 di bawah kebijakan pemimpin Soviet Joseph Stalin, bersama dengan banyak etnis Korea lainnya. Dia meninggal pada usia 75 tahun di wilayah Kyzylorda di Kazakh pada tahun 1943, dua tahun sebelum pembebasan Korea.