RIKA Indriyeni, 20, dipastikan dibunuh. Mayatnyi ditemukan terapung di tambak Desa Blendung, Pemalang, Jateng, Selasa (22/8). Ada tiga batu diikatkan di sarung terkait di leher Rika. Tapi jasad terapung. Polisi kini bekerja keras.
Pembunuhan pasti diselidiki polisi dengan sekuat tenaga, baik viral maupun tidak. Karena pembunuhan kejahatan paling keji.
Kapolsek Ulujami, AKP Teguh Hadi Santoso kepada wartawan, Kamis (24/8) mengatakan:
"Tim kami dari awal ditemukannya jenazah itu, sampai sekarang, belum tidur, masih bekerja sama dengan polres tetangga (Pekalongan) untuk sama-sama kita ungkap. Mudah-mudahan pelaku bisa kami tangkap, mohon doanya.”
Uniknya, pembunuh Rika memberi teka-teki ke polisi. Jasad Rika dipakaikan seragam pramuka, lengkap dengan jilbab pramuka warna coklat. Kaos lengan panjang warna hitam. Padahal, Rika sudah setahun lalu tamat SMA.
Sedangkan di balik seragam pramuka, Rika mengenakan baju sweater. Baju itulah yang dipakai korban sebelum tewas. Rika tidak mengenakan celana dalam.
Hasil pemeriksaan forensik, jasad sudah berada di air sekitar 2 X 24 jam. Sehingga tidak bisa dipastikan, apakah Rika juga korban perkosaan atau bukan.
Polisi sudah memeriksa seragam pramuka itu. Tertera di situ: “Gudep 27.05.208” Artinya, Gugus Depan dan kode. Setelah dilacak polisi, kode Gudep itu milik SMA Negeri 1 Petarukan, Kabupaten Pemalang.
Rika beralamat di Dukuh Gombong RT 2 RW 8, Desa Bulak Pelem, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan. Berjarak sekitar 50 kilometer dari Pemalang.
Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kabupaten Pemalang, Sukarso, kepada wartawan mengatakan, ia sudah menghubungi pihak SMAN 1 Petarukan.
Sukarso: "Saya sudah konfirmasi ke pihak kesiswaan SMA N 1 Petarukan. Hasilnya tidak, atau belum diketahui, seragam itu milik siapa."
Penemu jasad Rika adalah seorang pria peternak, akan memberi pakan ikan bandeng di tambak (empang), Selasa (22/8). Ia langsung melihat jasad wanita berpakaian pramuka terapung di tambak. Ia memanggil warga, lalu memanggil polisi.
Tim polisi melakukan olah TKP, kemudian mengangkut jenazah ke RSUD Dokter Ashari Pemalang. Segala barang yang menyertai korban berada di sana.
Olah TKP sangat singkat. Sebab, tambak itu diduga bukan lokasi pembunuhan. Itu hanya tempat pembuangan mayat. Titik lokasi mayat, karena berada di air, pasti sudah bergeser dari titik awal waktu mayat dibuang.
Kronologi Pengungkapan KorbanProses pengungkapan identitas mayat, sangat gampang. Karena kakak Rika, bernama Kusmiyati, dikabari orang tua, bahwa pada Minggu (20/8) Rika yang bekerja di restoran Padang dekat rumahnya, belum pulang. Mestinya Rika pulang sekitar pukul 16.00 tapi sampai malam belum pulang.
Rika meninggalkan rumah Minggu (20/8) pagi. Naik motor matic bernopol G 4266 AQB. Motor itu raib, kini sedang dilacak polisi.
Esoknya, Senin (21/8) pihak keluarga melapor ke Polsek Ulujami. Laporan kehilangan orang. Identitas korban didata lengkap.
Setelah penemuan mayat, Selasa (22/8) dicocokkan dengan data orang hilang. Ada kecocokan. Kemudian polisi memanggil keluarga korban. Kusmiyati mendatangi RS Ashari, memeriksa jenazah. Dari pakaian dan ciri fisik korban, Kusmiyati mengenali bahwa itu memang Rika.
Kusmiyati kepada wartawan: “Saya tidak mengenali wajahnya karena sudah berubah (rusak akibat terendam air). Tapi saya mengenali pakaian dan kaki, tangan, serta bagian tubuh lainnya. Saya tahu, itu adalah adik saya.”
Ditanya, apakah Rika punya musuh atau pacar? Kusmiyati mengatakan, Rika tidak punya musuh. Perangai Rika periang. Tapi dia tidak bisa memastikan, apakah Rika punya pacar atau tidak, sebab Rika tidak pernah cerita.
Sejak Selasa (22/8) sampai Kamis (24/8) polisi masih belum punya gambaran calon tersangka, meski sudah bekerja keras. Cara pembunuh mengenakan pakaian pramuka masih didalami.
Kriminolog Turki, Serafettin Demirci dan Kamil Hakan Dogan dalam buku mereka berjudul, Death Scene Investigation from the Viewpoint of Forensic Medicine Expert (2010) menyebutkan, faktor terpenting bagi investigator buat mengungkap pembunuhan adalah TKP (Tempat Kejadian Perkara). Atau lokasi pembunuhan. Di situ pusat jejak pembunuhan.
TKP dibagi dua: Primer dan sekunder. Primer adalah lokasi pembunuhan. Sekunder adalah lokasi pembuangan mayat. Terpenting adalah TKP Primer.
Di kasus ini, TKP Primer belum diketahui. Bisa di tempat lain, bukan di tambak itu.
Bisa juga Rika dibekap di dekat tambak, lalu lehernya diikat sarung yang diberi pemberat tiga batu, kemudian dilempar ke tambak, dan tenggelam. Setelah meninggal jasad terapung.
Tapi, dugaan Rika dibunuh di dekat tambak, kemungkinan sangat kecil. Sebab, TKP area terbuka dan ramai orang. Juga, ditambah pembunuh harus memakaikan seragam pramuka. Pasti sangat sulit.
Penulis buku itu, Serafettin dan Kamil Hakan sama-sama doktor bidang kedokteran forensik Selcuk University, Turki. Buku itu mereka tulis hasil riset forensik pengungkapan mayat akibat pembunuhan.
Berdasar buku itu, jika TKP Primer belum diketahui, maka cara lain adalah pemeriksaan TKP Sekunder. Dengan catatan, jejak pembunuhan di TKP Sekunder sangat minim, sangat jauh dibanding TKP Primer.
Di kasus ini TKP Sekunder sangat jelek untuk investigasi. Jenazah terendam air. Titik lokasi awal pembuangan, bisa berbeda dengan titik lokasi penemuan. Karena, jasad hanyut terbawa arus air.
Buku itu menyebutkan, jika di TKP Sekunder penyidik mendapatkan data yang minim, maka penyidik segera beralih ke pemeriksaan forensik jasad korban. Cara pembunuhan, jejak perilaku pembunuh, juga aneka barang yang melekat pada jasad.
Penyidik harus lebih fokus ke pemeriksaan para saksi, terutama orang dekat dengan korban. Menurut buku itu, mayoritas pembunuhan (sekitar 79 persen) dilakukan oleh orang yang dikenal korban. Kecuali pembunuhan bermotif ekonomi (perampokan).
Itulah yang dilakukan tim polisi dari Polres Pemalang, sekarang. Dengan hilangnya motor korban, pastinya muncul dugaan bahwa itu perampokan. Tapi polisi tidak banyak bicara kepada wartawan tentang penyelidikan. Mereka sedang fokus.
Tapi, dengan tingkat mobilitas Rika yang tidak terlalu luas, akan memudahkan polisi menyelidik. Walaupun pelaku sudah melakukan manuver pengecoh baju pramuka, yang tidak biasa. Kita tunggu saja hasilnya.
Penulis adalah Wartawan Senior