Berita

Radiasi mencemari tangki air dan reaktor yang rusak di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi/Net

Dunia

Pyongyang: Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima adalah Kejahatan Kemanusiaan

JUMAT, 25 AGUSTUS 2023 | 06:54 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Korea Utara ikut mengecam keputusan Jepang membuang air limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke Samudera Pasifik.

Menuding Jepang melakukan kejahatan kemanusiaan, Pyongyang dalam pernyataan yang dirilis kantor berita KCNA, Kamis (24/8), meminta Tokyo untuk segera menghentikan aksinya.

"Tindakan Jepang tersebut sangat mengancam kehidupan, keselamatan, dan masa depan umat manusia,” kata Kementerian Luar Negeri Korea Utara, menuntut agar Jepang bertanggung jawab, seperti dimuat RT.

Pernyataan tersebut muncul setelah Jepang mengumumkan pada Kamis bahwa mereka telah memulai pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari lokasi bencana nuklir Fukushima Daiichi tahun 2011 ke Samudera Pasifik.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida sebelumnya mengumumkan bahwa rencana tersebut mencakup pembuangan sekitar 1,3 juta metrik ton air limbah.

Tokyo telah menekankan bahwa langkah tersebut telah disetujui oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Pengawas nuklir PBB yang menyetujui rencana Jepang bulan lalu menyatakan bahwa pengujian independen di lokasi telah menunjukkan bahwa konsentrasi tritium di dalam air jauh di bawah batas operasional, dan bahwa dampak tindakan tidak membahayakan manusia dan lingkungan.

Operator pembangkit listrik tenaga listrik Fukushima Tokyo Electric Power (TEPCO) juga menerbitkan hasil tes pada Kamis yang mengklaim bahwa air tersebut mengandung hingga 63 becquerel (satu unit radioaktivitas) tritium per liter – jauh di bawah batas air minum WHO yaitu 10.000 becquerel per liter.

Namun demikian, beberapa negara tetangga Jepang belum yakin akan keamanan pembuangan air limbah tersebut.

China misalnya, menanggapi tindakan tersebut dengan mengeluarkan larangan menyeluruh terhadap semua produk makanan laut Jepang, dan Beijing bersikeras bahwa Tokyo belum membuktikan bahwa air yang dibuang aman.

Awal pekan ini, Kementerian Luar Negeri China mengeluarkan pernyataan yang menyebut rencana tersebut sangat egois dan tidak bertanggung jawab.

Selain China, Korea Selatan, yang sudah menerapkan pembatasan impor, mengatakan tidak akan mencabut pembatasan tersebut meskipun menjamin keamanan rencana Jepang.

Aktivis Greenpeace juga menuduh Tokyo sengaja melakukan pencemaran terhadap Samudera Pasifik, dan bersikeras bahwa menyimpan air adalah tindakan yang lebih baik.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya