Berita

Pembukaan acara Lokakarya Pengelolaan Potensi Konflik di Laut China Selatan ke-32 yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI pada Kamis, 24 Agustus 2023/Repro

Dunia

Dorong Kolaborasi Konkret Hadapi Tantangan di Laut China Selatan, Kemlu RI Gelar Lokakarya

KAMIS, 24 AGUSTUS 2023 | 19:53 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Dalam rangka mengumpulkan upaya bersama antara Asia Tenggara dan China dalam menghadapi tantangan di Laut China Selatan, Kementerian Luar Negeri RI menggelar Lokakarya Pengelolaan Potensi Konflik di Laut China Selatan ke-32.

Lokakarya yang diselenggarakan oleh Kemlu, yang bekerja sama dengan Badan Informasi Geospasial dan Pusat Studi Asia Tenggara ini digelar di Banten, dengan pembukaan yang disaksikan secara virtual pada Kamis (24/8).

Acara tersebut dihadiri oleh peserta dari beberapa negara, di antaranya yatu Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, China, dan Taiwan.


Dalam pidato pembukaan yang disampaikan Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN), Kementerian Luar Negeri Indonesia, Dr Yayan GH Mulyana forum ini disebut sebagai wadah diskusi dan kolaborasi untuk menghadapi konflik di kawasan tersebut.

"Lokakarya ke-32 ini merupakan platform yang disediakan untuk berbagi pengalaman dan proposal proyek mengenai langkah-langkah kolaboratif yang akan menjawab berbagai tantangan yang ada di Laut China Selatan," ujarnya.

"Kita harus memperkuat kolaborasi dan kerja sama di antara para peserta untuk mengatasi tantangan bersama," tambahnya.

Melalui platform tersebut, Yayan menjelaskan ada tiga fokus utama yang diharapkan akan dihasilkan dari forum itu, yaitu mengenai iklim dan lingkungan yang mencakup kerja sama dalam mengatasi pencemaran laut, perlindungan dan konservasi laut serta pemantauan perubahan permukaan laut.

Kedua mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi melalui berbagai karya penelitian ilmiah kelautan.

Terakhir mengenai ekonomi dan pembangunan yang mencakup pengkajian stok perikanan, pembangunan pulau berkelanjutan, dan geopariwisata.

Dalam pemaparannya, Yayan lebih lanjut menjelaskan bahwa forum diskusi tersebut telah diselenggarakan sejak 1990 di Bali.

Selama lebih dari 30 tahun lalu itu forum tersebut digunakan sebaga wadah diskusi dan pertukaran pandangan mengenai kawasan LCS.

Untuk tahun ini, Yayan berharap agar diskusi dapat menghasilkan upaya kolaborasi yang konkret untuk kawasan LCS, mengingat saat ini, dalam perkembangan yang pesat, perubahan terus terjadi di kawasan tersebut.

"Saya pikir inilah saat yang tepat bagi kita untuk merenungkan upaya kolektif apa yang dapat kita lakukan dan jumlah apa yang dapat kita berikan untuk menjadikan lokakarya kita strategis dan lebih berdampak sambil mempertahankan elemen program serta integritas dan relevansinya," katanya.

Yayan juga menyampaikan Asia Tenggara dan China juga harus membina kebiasaan untuk melakukan komunikasi, dialog, dan kolaborasi antar negara untuk membuka jalan bagi generasi masa depan, guna menghindari potensi konflik yang terjadi di kawasan.

"Cara terbaik untuk mencegah potensi konflik adalah melalui dialog dan komunikasi yang terus-menerus dan berkesinambungan sehingga kita mampu menciptakan solusi bersama yang andal dan tahan lama," pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya