Berita

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan Internasional Kanada Mary Ng di Jakarta, Sabtu siang (19/8).

Bisnis

Lewat Perdagangan, Kanada Jadi Mitra Penting Indonesia Dongkrak Perekonomian

SENIN, 21 AGUSTUS 2023 | 00:47 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Implementasi dan pengembangan kerjasama multi bidang antara Indonesia dan Kanada menjadi prioritas dalam menjalin kerja sama bilateral selama beberapa tahun terakhir. Lebih penting lagi, bagi Indonesia, kerja sama ekonomi kedua negara dipercepat dengan landasan aturan dan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal tersebut menjadi pembahasan utama pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan Internasional Kanada Mary Ng di Jakarta, Sabtu siang (19/8).

“Misi dagang kedua negara yang akan dilakukan dalam waktu dekat, akan berkontribusi secara aktif dalam mewujudkan peningkatan hubungan ekonomi kedua negara,” ungkap Menko Airlangga dalam keterangannya.

Kanada juga merupakan salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia dengan nilai perdagangan antara kedua negara mencapai 4.3 miliar Dolar AS pada tahun 2022 atau meningkat sebesar 37,14 persen dari tahun sebelumnya. Dari sisi investasi, Kanada menempati urutan ke-15 dengan nilai investasi 964 juta Dolar AS selama periode 2018- 2022.

Hubungan ekonomi bilateral Indonesia-Kanada selama ini dinilai strategis mengingat kedua negara memiliki kepentingan ekonomi yang saling melengkapi. Indonesia dan Kanada merupakan produsen serta pengolah berbagai komoditas penting dan kerja sama antara keduanya dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi di masing-masing negara.

"Berbagai kunjungan delegasi bisnis baik Kanada maupun Indonesia diharapkan dapat lebih memperkuat hubungan dagang dan investasi kedua negara,” ujar Menteri Mary Ng.

Menteri Mary Ng juga menyampaikan komitmen Kanada dalam pengembangan ekonomi bilateral dan kawasan dengan dirilisnya Canada Indo-Pacific Strategy (IPS) pada bulan November 2022. Dalam IPS, Kanada ingin meningkatkan hubungan perdagangan secara bilateral maupun di Kawasan antara lain melalui negosiasi Indonesia-Canada Comprehensive Economic Agreement (ICA-CEPA) maupun dalam Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) yang saat ini sedang dalam proses perundingan.

Kedua menteri memiliki visi yang sama untuk segera merampungkan perundingan ICA-CEPA tahun depan. Terwujudnya ICA-CEPA diharapkan dapat meningkatkan PDB Indonesia hingga 1.4 miliar Dolar AS, dan ekspor Indonesia ke Kanada diperkirakan akan meningkat sebesar 851 juta Dolar AS dalam jangka menengah. Lebih lanjut, dalam Putaran Kelima ICA-CEPA yang diselenggarakan pada bulan Mei-Juni 2023 terdapat sejumlah kemajuan substantif pada pembahasan isu-isu perdagangan barang, jasa, dan investasi.

Menteri Mary Ng mengakui pentingnya peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bagi Pemerintah Indonesia dalam menyukseskan perdagangan antar kedua negara.  

“Kami memahami berbagai perhatian Pemerintah Indonesia terkait BUMN, namun Kanada juga mengharapkan adanya perdagangan yang terbuka dan pasar yang kompetitif dalam skema perjanjian perdagangan bebas,” kata Menteri Mary Ng.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Mary Ng mengharapkan agar kerja sama produk halal dapat diwujudkan segera. Kedua Menteri juga memiliki pandangan yang sama untuk saling mendukung dalam berbagai forum kemitraan antara lain dalam IPEF, Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) dan Financial Action Task Force (FATF).

Menteri Mary Ng juga menyambut baik rencana Indonesia untuk menjadi anggota OECD dan mengharapkan berbagai isu teknis dapat segera diselesaikan untuk membantu aksesi Indonesia pada FATF dengan dukungan Kanada.

“Kerjasama critical minerals merupakan hal penting yang diharapkan dapat segera dibahas dalam skema IPEF. Menyusul disepakatinya Pilar 2 IPEF, saat ini seluruh negara mitra IPEF tengah fokus untuk penyelesaian pembahasan pada Pilar 3 dan 4 serta beberapa isu pada Pilar 1,” pungkas Menko Airlangga.

Pada akhir pertemuan, Duta Besar Kanada untuk Indonesia Nadia Burger juga berkesempatan menyinggung pengakhiran tugasnya sebagai Duta Besar di Indonesia dalam waktu dekat.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya