Marwan Batubara (tengah)/Ist
Setelah menyuarakan ke MPR RI pada 20 Juli 2023 lalu, gerakan Petisi 100 mulai roadshow ke sejumlah kota besar di Indonesia, menyuarakan pemakzulan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Gaung pertama kita lakukan di Jakarta. Setelah itu menyusul Surabaya, Jogja, Solo, Semarang, Medan dan seterusnya,” ungkap salah satu tokoh Petisi 100, Marwan Batubara, saat jumpa pers virtual, beberapa saat lalu, Jumat (18/8).
Petisi 100 merupakan gerakan yang dilakukan 100 tokoh dari unsur cendekiawan, purnawirawan, ulama, dan masyarakat, yang mendesak pemakzulan presiden. Mereka menilai Jokowi telah banyak melakukan pelanggaran konstitusi, sehingga layak dimakzulkan.
Menurut Marwan, meski secara aspek hukum terpenuhi untuk dilakukannya pemakzulan, namun Petisi 100 masih membutuhkan dukungan politik dari seluruh rakyat Indonesia.
“Aspek hukumnya mungkin oke, tapi aspek politiknya sangat tergantung pada sikap dari partai-partai atau anggota DPR. Karena itu, pemakzulan ini kita harapkan bisa terlaksana seiring bergaungnya tuntutan dari seluruh Indonesia, dimulai dari kota-kota besar yang saya sebutkan tadi,” tegasnya.
Aktivis senior itu meyakini rakyat Indonesia bakal mendukung gerakan Petisi 100 untuk memakzulkan Presiden Jokowi dari tampuk kekuasaannya, dengan segera.
“Kalau rakyat sudah menuntut, tidak ada alasan bagi mereka (DPR, MPR) untuk bicara hanya politik, sehingga pemakzulan itu tidak terlaksana. Kita akan terus bersuara,” tandasnya.
Hadir pada jumpa pers itu, mantan Ketua MPR RI Amien Rais, Dosen UNJ sekaligus pentolan aktivis FKSMJ 1998 Ubedillah Badrun, aktivis ketenagakerjaan Mirah Sumirat, Habib Muchsin Al-Attas, aktivis FKN Abdullah Hehamahua, dan hadir juga secara daring, ekonom senior Dr Rizal Ramli.