Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Varian Covid-19 Eris Mewabah di Inggris dan AS, Pakar Kesehatan Australia Minta Warga Waspada

JUMAT, 11 AGUSTUS 2023 | 04:41 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Meskipun dipercaya tidak terlalu mematikan, munculnya Covid-19 varian Eris yang saat ini dominan di Inggris dan AS telah menimbulkan kekhawatiran di antara pakar kesehatan Australia.

9News melaporkan pada Kamis (10/8), hingga saat ini, kehadiran varian baru Covid-19 tersebut sangat minim di Australia, dengan kurang dari 100 kasus yang teridentifikasi sejauh ini.

“Terlepas dari kenyataan bahwa publik, media, dan politisi telah melupakan - atau ingin melupakan - tentang pandemi Covid-19 yang memengaruhi kita semua selama lebih dari tiga tahun - dan banyak yang masih terkena dampak lama Covid-, virus itu masih bersama kita," kata Direktur Pusat Phenome Nasional Australia Universitas Murdoch, Profesor Jeremy Nicholson.


"Belum ada banyak bukti bahwa sub-varian Eris yang baru lebih ganas daripada versi sebelumnya, tetapi lonjakannya yang cepat menunjukkan bahwa itu sangat menular," ujarnya.

Dia mengatakan ini penting untuk dicatat karena Australia telah tertinggal dalam vaksinasi yang lebih baru terhadap virus tersebut.

"Australia telah melakukan cukup baik dalam menghindari efek terburuk dari Covid akut dan jangka panjang, tetapi varian baru yang meledak ke populasi yang sekarang agak tidak terlindungi, masih berpotensi menyebabkan lebih banyak penderitaan dan morbiditas," kata Nicholson.

"Mari berharap kita semua telah belajar sesuatu dari pengalaman Covid-19 sebelumnya sehingga pengulangan sejarah dapat dihindari," katanya.

Ketua Epidemiologi di Fakultas Kesehatan Universitas Deakin, Profesor Catherine Bennett, memperingatkan bahwa mungkin perlu waktu sebelum efek penuh Eris dirasakan.

"Kami telah melihat varian Omicron yang baru muncul membutuhkan waktu beberapa bulan untuk terbentuk di Australia sebelumnya," katanya.

"Dengan gelombang di Australia yang melambat dan sekarang berjarak lima bulan atau lebih, waktu kemunculan (Eris') mungkin menjadikan ini subvarian yang mendorong peningkatan di sini pada akhir musim semi," lanjut Bennett.

Sementara banyak ahli mendesak orang untuk mengambil kesempatan untuk mengikuti vaksinasi mereka, yang lain memperingatkan bahwa opsi yang ada mungkin tidak seefektif varian Eris.

Pakar penyakit menular Profesor Raina MacIntyre? di University of NSW mengatakan penguat terbaru yang tersedia di Australia tidak akan memberikan perlindungan yang cukup terhadap Eris.

Tapi dia mengatakan para ahli saat ini sedang mempersiapkan vaksin terbaru.

"AS mengharapkan penguat ini tersedia pada bulan September," katanya.

"Saya belum mendengar pengumuman tentang ketersediaan di Australia, tapi saya harap ini dipertimbangkan?," lanjut MacIntyre?.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya