Warga Niger berkumpul di depan gedung pemerintahan setempat/Net
Seluruh warga Spanyol yang berada di Niger akan segera dievakuasi buntut kondisi keamanan yang tidak stabil pasca kudeta.
Kementerian Pertahanan Spanyol menyatakan, pihaknya akan mengevakuasi lebih dari 70 warganya dari Niger menggunakan pesawat terbang.
"Spanyol bersiap untuk mengevakuasi lebih dari 70 warga Spanyol di Niger melalui udara," bunyi pernyataan Kemenhan Spanyol dikutip dari
The Star, Rabu (2/8).
Sementara pihak Kemenlu Spanyol mengatakan, staf kedutaan di ibukota Niamey telah menghubungi warga Spanyol untuk mengoordinasikan proses evakuasi.
Keputusan Spanyol ini diambil menyusul langkah Prancis yang mengevakuasi warganya setelah kedutaannya di Niger diserang kelompok pendukung junta akhir pekan lalu.
Hal yang sama juga dikabarkan akan dilakukan Italia dengan mengirim penerbangan khusus untuk memulangkan warganya dari Niamey.
Dorongan evakuasi warga semakin kuat setelah Niger dikabarkan menutup wilayah udara dan membatalkan semua penerbangan komersial.
Adapun peristiwa penggulingan Presiden Niger, Mohamed Bazoum awal pekan lalu, merupakan pengambilalihan militer ketujuh dalam waktu kurang dari tiga tahun di Afrika Barat dan Tengah.
Kondisi tersebut memicu gejolak. Rakyat Niger kini terpecah antara pendukung sekutu Barat dan para pendukung junta yang pro Rusia.
Intervensi militer setelah kudeta tersebut menimbulkan kekhawatiran keamanan wilayah Sahel. Blok regional ECOWAS menjatuhkan sanksi pada junta dan mendesak agar Presiden Bazoum dibebaskan dari tahanan rumah.
Sayangnya, pemimpin junta dari negara tetangga seperti Burkina Faso, Mali, dan Guinea justru mendukung aksi kudeta di Niger.