Berita

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin/RMOL

Dunia

Penarikan Diri Rusia dari Kesepakatan Biji-Bijian Ancam Ketahanan Pangan Global

RABU, 26 JULI 2023 | 07:08 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Penarikan diri Rusia dari Black Sea Grain Initiatives bukan hanya masalah bagi Ukraina, namun juga dunia. Lantaran terganggunya pasokan biji-bijian dari Ukraina bisa mengganggu ketahanan pangan global.

Hal tersebut kembali ditegaskan oleh Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin dalam wawancara dengan Kantor Berita Politik RMOL di Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta pada Selasa (25/7).

Menurut Vasyl, jika Ukraina berhenti mengirim biji-bijiannya ke pasar dunia, maka harga pangan global dapat melonjak tinggi dan membahayakan negara-negara yang menggantungkan pasokannya kepada Ukraina.


"Saya berbicara tentang negara-negara seperti Ethiopia, Djibouti, Somalia, Yaman, India, Bangladesh, dan lain-lain. Ada banyak orang yang membutuhkan biji-bijian Ukraina di pasar," ujar Dubes Vasyl.

Rusia memutuskan untuk menarik diri dari Black Sea Grain Initiatives yang berisi dua perjanjian terpisah antara Moskow-Turkiye-PBB dengan Kyiv-Turkiye-PBB. Setelah menarik diri, Rusia mengumumkan akan memperlakukan semua kapal kargo dari dan ke pelabuhan Ukraina sebagai kargo militer.

Menurut Vasyl, tidak akan mudah membujuk Rusia untuk kembali ikut dalam kesepakatan yang ditandatangani tahun lalu itu untuk membuka blokade pengiriman biji-bijian Ukraina di Laut Hitam.

Untuk itu, Vasyl mendesak kepada seluruh komunitas dunia tidak tinggal diam dalam menghadapi masalah tersebut demi keadilan dan kemanusiaan global.

"Jika kita tetap diam, kita akan membuat orang-orang di banyak negara kelaparan dan mungkin mati. Kami membutuhkan mitra. Kami membutuhkan orang-orang yang berniat baik di seluruh dunia untuk berbicara, dan dengan senang hati mengungkapkan posisi pemerintah negara-negara demokratis dalam masalah tersebut," tambahnya.

Harga pangan adalah faktor stabilisasi yang sangat serius dalam geopolitik dunia. Sehingga, jika pangan global kembali berada dalam titik krisisnya, maka hal tersebut dapat menyebabkan beberapa konsekuensi yang tidak terduga di banyak wilayah, seperti demonstrasi, kerusuhan, migrasi ilegal, hingga perang saudara.

Setiap tahunnya, Ukraina mengekspor 40 hingga 60 juta ton biji-bijian, yang memiliki harga terjangkau dan kualitas biji-bijian yang baik. Angka tersebut belum termasuk pasokan makanan lain. Namun, akibat blokade Rusia, pasokan tersebut mengalami hambatan dalam proses pengirimannya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya