Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen/Net
Pemilihan umum di Kamboja agaknya hanya menjadi pertunjukan demokrasi semata lantaran kemenangan sudah dapat dipastikan. Petahana sekaligus pemimpin terlama, Perdana Menteri Hun Sen dapat dijamin akan memenangkan pemilihan.
Pada Minggu pagi (23/7), warga Kamboja memberikan suara di seluruh negeri. Ada lebih dari 9,7 juta orang terdaftar untuk memilih.
Hun Sen memberikan suara di ibu kota Phnom Penh, tak lama setelah tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 07.00 waktu setempat.
AFP menyebut, kemenangan Hun Sen sudah dapat dipastikan karena satu-satunya partai oposisi yang mungkin mengalahkannya didiskualifikasi karena masalah teknis menjelang pemungutan suara.
Sementara saat ini hanya ada 17 partai kecil tanpa dana yang memadai dan tidak mungkin memenangkan kursi.
Alhasil, Partai Rakyat Kamboja (CCP) yang digawangi Hun Sen kemungkinan besar akan mempertahankan 125 kursi di majelis rendah, memperkuat dinasti Hun Sen, mantan kader Khmer Merah berusia 70 tahun.
Sudah memerintah sejak 1985, Hun Sen mengaku akan menyerahkan kekuasaan pada putranya, Hun Manet, seorang jenderal bintang empat.
Bahkan menjelang pemungutan suara, Hun Manet telah memimpin kampanye CPP terakhir di Phnom Penh.
Pemilu Kamboja telah menjadi kekhawatiran bagi Jaringan Asia untuk Pemilihan Bebas (ANFREL) dan Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia (FIDH). Mereka menyebut pemungutan suara sebagai kekhawatiran mendalam.
"Pelaksanaan pemilihan yang akan datang menunjukkan tidak adanya transparansi, keadilan, dan inklusivitas dalam proses pemilihan," kata koalisi dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Sabtu (22/7).