Berita

Jembatan Kerch sebagian hancur oleh ledakan pada Senin pagi, 17 Juli 2023/Net

Dunia

Balas Serangan di Jembatan Kerch, Medvedev Minta Aparat Rusia Cari dan Musnahkan Pelaku

SELASA, 18 JULI 2023 | 06:52 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Serangan yang terjadi di Jembatan Kerch, Krimea, adalah bukti bahwa masih ada serangan teroris yang menyasar warga sipil.
 
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia dalam pernyataannya meminta agar komunitas internasional membuat penilaian yang tepat atas serangan tersebut.

"Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk keras serangan teroris di Jembatan Krimea, yang merupakan fasilitas sipil murni. Kami berharap komunitas internasional dan struktur multilateral khusus akan berprinsip dan memberikan penilaian yang tepat atas kejahatan terbaru yang dilakukan oleh otoritas Ukraina ini," kata Kemenlu Rusia  dalam sebuah pernyataan pada Senin (17/7), seperti dikutip dari TASS.


Mengenai dugaan bahwa dinas intelijen Ukraina berada di balik serangan yang menewaskan dua warga sipil itu, Kemenlu Rusia merujuk pada pernyataan yang beredar yang kabarnya keluar dari perwakilan rezim Kyiv setelah serangan di Jembatan Krimea, bahwa ada orang-orang Ukraina yang terlibat.

"Yang lebih sinis dan mengerikan adalah reaksi sejumlah anggota parlemen Ukraina terhadap tragedi ini. Mereka mulai mengejek kesedihan orang-orang, sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan tentang tingkat perkembangan moral dan psikologis tokoh-tokoh politik ini di Kyiv," tambah para diplomat Rusia.

Kemenlu Rusia juga menyatakan bahwa kasus pidana telah dibuka atas serangan teroris tersebut. Pelaku serangan di Jembatan Kerch, Krimea, akan diidentifikasi dan tidak akan lolos dari pengadilan.

Dua ledakan terjadi pada Senin pagi di atas Jembatan Kerch. Serangan itu mengakibatkan kematian dua orang dewasa, pasangan suami istri dari Wilayah Belgorod, dan luka pada anak mereka yang kini menjadi yatim piatu.

Ledakan juga mengakibatkan kerusakan di permukaan jalan jembatan. Lalu lintas sementara dihentikan sambil menunggu petugas melakukan pemeriksaan menyeluruh.

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev juga mengecam serangan itu, menyebut Ukraina sebagai "teroris".

"Mereka hanya mengerti bahasa kekerasan. Hanya metode pribadi dan sangat tidak manusiawi," tulis Medvedev di Telegram.

Medvedev yang dikenal blak-blakan kemudian meminta militer Rusia untuk meledakkan perumahan di Ukraina sebagai pembalasan atas insiden jembatan tersebut.

"Cari dan musnahkan kaki tangan mereka, tinggalkan gagasan hambar tentang pengadilan terhadap mereka," tulis Medvedev.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya