Berita

Materi yang diyakini sebagai pecahan teknologi alien/Net

Dunia

Profesor Harvard Yakin Temukan Potongan Teknologi Alien dari Meteor yang Mendarat di Papua Nugini

SENIN, 10 JULI 2023 | 19:55 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Seorang profesor Harvard meyakini telah menemukan teknologi alien dari pecahan meteor yang mendarat di perairan lepas pantai Papua Nugini pada tahun 2014 lalu.

Profesor Avi Loeb bersama timnya melakukan ekspedisi ke lokasi mendaratnya meteor di lepas pantai Papua Nugini.

Pada 8 Januari 2014, meteor seukuran Kota Boston jatuh ke Bumi. Meteor tersebut terbakar dan menciptakan bola api.


Dalam ekspedisinya, Loeb bersama timnya menghitung jarak bola api berdasarkan waktu tunda antara datangnya gelombang ledakan, dentuman ledakan, dan cahaya yang tiba dengan cepat.

Mereka pun tiba di lokasi yang hampir sama dengan proyeksi pemerintah Amerika Serikat (AS).

Dikutip 9News, Loeb dan krunya naik perahu bernama Silver Star ke daerah itu. Kapal mengambil banyak lintasan di sepanjang dan di sekitar jalur yang diproyeksikan menjadi lintasan meteor.

Mereka menyisir dasar laut dengan memasang kereta luncur penuh magnet ke perahu mereka.

Loeb mengatakan ia dan timnya menemukan materi bernama spherules, yang memiliki panjang kurang dari satu milimeter dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

"Kami menemukan sepuluh spherules. Ini adalah bola yang hampir sempurna, atau kelereng metalik. Ketika Anda melihatnya melalui mikroskop, mereka terlihat sangat berbeda," jelas Loeb.

"Mereka memiliki warna emas, biru, coklat dan beberapa di antaranya menyerupai miniatur Bumi," tambahnya.

Analisis komposisi menunjukkan bahwa materi itu terbuat dari 84 persen besi, 8 persen silikon, 4 persen magnesium, dan 2 persen titanium, ditambah elemen jejak.

Komando Antariksa AS mengonfirmasi dengan hampir pasti, 99,999 persen, bahwa materi tersebut berasal dari tata surya lain.

"Itu memiliki kekuatan material yang lebih keras dari semua batuan ruang angkasa yang pernah dilihat sebelumnya, dan dikatalogkan oleh NASA. Kami menghitung kecepatannya di luar tata surya. Kecepatannya 60 km per detik, lebih cepat dari 95 persen semua bintang di sekitar matahari," jelas Loeb.

Dalam paparannya, Loeb menyebut, materi itu terbuat dari bahan yang lebih keras daripada meteorit besi, menunjukkan kemungkinan itu adalah pesawat ruang angkasa dari peradaban lain atau beberapa gadget teknologi.

Loeb percaya ada kemungkinan spherules bisa berupa remah roti kecil untuk penemuan yang lebih besar.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya