Berita

Ribuan orang yang mengikuti pawai penghormatan untuk Nahel, korban penembakan, bentrok dengan aparat Prancis/Net

Dunia

Prancis Rusuh Lagi, Ribuan Polisi Bentrok dengan Peserta Pawai Penghormatan untuk Korban Penembakan

JUMAT, 30 JUNI 2023 | 06:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Polisi Prancis bentrok dengan pengunjuk rasa pada Kamis (29/6) saat ribuan orang tumpah ke jalan untuk mengikuti pawai penghormatan kepada Nahel, remaja 17 tahun yang ditembak mati polisi.

Lebih dari 6.000 orang menghadiri pawai damai di Kota Nanterre di sebelah barat Paris, tempat Nahel dibesarkan. Namun, pawai itu berujung rusuh dengan serombongan orang tiba-tiba terlibat bentrok dengan aparat.

Tayangan televisi memperlihatkan pengunjuk rasa mendirikan barikade jalan dan melemparkan proyektil dan batu ke barisan polisi, yang membalas dengan gas air mata. Beberapa kendaraan petugas dirusak dan dibakar.


Setidaknya 170 petugas terluka dan 180 orang ditangkap, kata pihak berwenang seperti dilaporkan BBC.

Banyak fasilitas umum yang rusak, di antaranya gedung perkantoran dan bank.

Untuk mengatasi kekacauan itu, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin, mengatakan sebanyak 40.000 petugas polisi dikerahkan di seluruh Prancis, dan jam malam di beberapa wilayah telah diberlakukan.

Nahel ditembak mati dari jarak dekat pada Selasa pagi saat dia mencoba menghindari pemeriksaan lalu lintas.

Dua petugas terlihat menghentikan mobil yang dikendarai Nahel, lalu satu petugas menodongkan pistol ke arah pemuda itu. Ketika Nahel mencoba kabur, petugas spontan menembakkan pistol.

Mobil itu kemudian menabrak trotoar dekat Lapangan Nelson Mandela, karena Nahel yang mengemudikannya terluka parah.

Dua orang lainnya juga berada di dalam mobil selama insiden tersebut – satu ditangkap dan ditahan oleh polisi sementara yang lainnya melarikan diri. Pihak berwenang masih mencari orang ketiga itu.

Belum jelas benar apa yang terjadi setelahnya, dan percakapan apa yang terjadi saat polisi menginterogasi semua yang ada di dalam mobil, namun peristiwa itu telah memicu kemarahan massal di seluruh Prancis.

Pada Rabu malam, kerusuhan semakin meluas. Sekitar 2.000 petugas polisi dikerahkan, dan ada 150 penangkapan.

Pecahnya kerusuhan di Prancis adalah mimpi buruk bagi Presiden Emmanuel Macron. Sejak tahun 2005 belum pernah terjadi trauma berlarut-larut seperti yang sekarang mengancam.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya