Berita

Penjual hewan kurban/Net

Dunia

Ekonomi Terpuruk, Warga Gaza Kesulitan Berkurban di Hari Raya Iduladha

RABU, 28 JUNI 2023 | 14:48 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza mengaku tidak memiliki uang cukup untuk membeli hewan kurban selama Hari Raya Iduladha.

Mengutip Al-Arabiya pada Rabu (28/6), ketidakmampuan warga Palestina disebabkan oleh lonjakan harga daging dan hewan kurban yang meroket akibat memburuknya inflasi ekonomi.

Salah seorang warga Gaza bernama Mohammed al-Ashi mengungkapkan kekesalannya atas kenaikan harga hewan ternak yang naik hingga dua kali lipat.

"Tahun lalu, harga seekor domba tidak lebih dari 200 hingga 300 dolar AS (Rp 3 hingga 4,5 juta). Tetapi sekarang harganya melambung hingga lebih dari 600 dolar AS (Rp 9 juta)," ungkap al-Ashi.

Bahkan, menurut penuturan al-Ashi, harga sapi di Hari Raya Iduladha ini bisa mencapai 2000 dolar AS atau Rp 30 juta.

Al-Ashi berpendapat bahwa mayoritas masyarakat Gaza tidak mampu membeli hewan kurban untuk perayaan. Mereka mendahulukan kebutuhan pokok yang harganya juga terus naik.

"Warga Gaza kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, apalagi untuk membeli hewan ternak," tegasnya.

Di sisi lain, pedagang hewan kurban mengkhawatirkan hasil penjualan mereka karena lemahnya daya beli penduduk dan tingginya harga pakan ternak.

Sami Shuhaiber, seorang pemilik peternakan di Gaza, mengeluh karena penjualan hewannya menurun. Dia terpaksa menaikkan harga ternak karena ditekan oleh lonjakan harga pakan.

"Harga satu ton pakan ternak meningkat dari 460 dolar AS (Rp 6,9 juta) menjadi 700 dolar AS (Rp 10,5 juta)," ungkap Shuhaiber.

Sementara itu, Direktur Departemen Produksi Hewan di Kementerian Pertanian, Taher Abu Hamad menjelaskan bahwa kenaikan harga ternak merupakan dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.

"Jalur Gaza membutuhkan 15.000 hingga 17.000 anak sapi dan 25.000 hingga 30.000 domba selama periode Idul Adha. Tetapi karena kondisi ekonomi dan bantuan kemanusiaan yang menipis akibat perang membuat warga Gaza kesulitan," kata Taher.

Selain itu, warga Palestina kerap menyalahkan blokade Israel di jalur Gaza karena dinilai telah memperburuk situasi ekonomi di negara tersebut.

Menurut statistik terbaru yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik Palestina, tingkat kemiskinan di antara penduduk Jalur Gaza telah meningkat menjadi 53 persen dengan kemiskinan ekstrim mencapai 33,8 persen.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

UPDATE

Gegara Israel, World Central Kitchen Hentikan Operasi Kemanusiaan di Gaza

Minggu, 01 Desember 2024 | 10:08

Indonesia Harus Tiru Australia Larang Anak Akses Medsos

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:58

Gaungkan Semangat Perjuangan, KNRP Gelar Walk for Palestine

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:36

MK Kukuhkan Hak Pelaut Migran dalam UU PPMI

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:18

Jet Tempur Rusia Dikerahkan Gempur Pemberontak Suriah

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:12

Strategi Gerindra Berbuah Manis di Pilkada 2024

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:53

Kubu RK-Suswono Terlalu Remehkan Lawan

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:40

Pasukan Pemberontak Makin Maju, Tentara Suriah Pilih Mundur dari Aleppo

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:30

Dirugikan KPUD, Tim Rido Instruksikan Kader dan Relawan Lapor Bawaslu

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:06

Presiden Prabowo Diminta Bersihkan Oknum Jaksa Nakal

Minggu, 01 Desember 2024 | 07:42

Selengkapnya