Berita

Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-43, Johannes van den Bosch/Net

Publika

Ekonomi Penjajahan Baru Mirip Kelakuan Van Den Bosch ...

RABU, 28 JUNI 2023 | 10:39 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN

SEJARAWAN Robert Van Niel menyebut Tanam Paksa (1830-1870) sebagai eksploitasi ekonomi modern pada masanya, atau ekonomi penjajahan baru yang digunakan saat itu untuk mengganti ekonomi penghisapan ala VOC (1602-1799) yang bangkrut, antara lain karena korupsi para pejabatnya sendiri.

Tanam Paksa adalah eksploitasi brutal yang mengakibatkan petani Jawa miskin, yang menghancurkan sistem ekonomi subsistens yang sebelumnya merupakan basis ekonomi kaum tani.

Ekonomi subsistens ialah sistem ekonomi yang kegiatannya hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sendiri dan komoditinya tidak diperdagangkan.

Akibat Tanam Paksa 70 persen petani Jawa kala itu dipekerjakan di perkebunan kolonial.

Mereka dipaksa menyerahkan sebagian tanah untuk ditanami tanaman-tanaman ekspor, dengan mengabaikan sawah dan kebutuhan pangan sehari-hari. Karena harus memenuhi target ekspor yang ditentukan pemerintah kolonial.

Kekalahan Belanda dalam Perang Jawa (1825-1830) membuat defisit kas Belanda, ditambah ongkos untuk membiayai perang melawan Belgia yang tak sedikit jumlahnya.

Itulah sebabnya Van Den Bosch didatangkan untuk mempraktekkan Tanam Paksa sebagai model ekonomi penjajahan baru.

Tokoh nasional Dr Rizal Ramli seperti dikutip Republik Merdeka online menyimpulkan Jokowi saat ini sedang membangun ekonomi penjajahan baru yang memiskinkan rakyat.

Rizal Ramli menunjuk salah satu point pidato Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan, mengenai fakta ekonomi nasional di era Jokowi.

Di situ disebutkan ternyata kini angka kemiskinan hanya turun 1,39 persen, dari tahun 2014 hingga 2022.

Padahal di saat bersamaan utang pemerintah naik pesat hingga 196 persen, yakni dari Rp 2.609 triliun menjadi Rp 7.734 triliun, atau naik Rp 5.152 triliun.

Menurutnya, rakyat pantas menggugat pemerintah mengapa penambahan  utang sebesar itu tidak memberi manfaat untuk mayoritas rakyat Indonesia.

“Pidato Anthony Budiawan sangat dahsyat, faktual, dan konstitusional,” tandas Rizal Ramli melalui akun twitter-nya, Senin, 26 Juni lalu.

Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu menekankan, sistem ekonomi penjajahan baru yang memiskinkan rakyat dulu dilawan secara keras oleh Sukarno dan Hatta.

Di tahun 1930-an misalnya, Sukarno bahkan menulis sebuah artikel, berjudul “Orang Indonesia Cukup Nafkahnya Sebenggol Sehari?... ”, di surat kabar Pikiran Ra’jat, yang mengecam sistem ekonomi kolonial dan mengundang reaksi para pembesar Belanda.

Sebenggol sama dengan dua setengah sen gulden sehari. Jauh dari kelayakan hidup saat itu, yang apabila digambarkan dengan kesulitan hidup rakyat di lapisan bawah saat ini sama tertekannya.

Karena itu Rizal Ramli meminta PDIP sebagai pengusung Jokowi untuk tidak tinggal diam. PDIP harus bisa kembali ke khittah perjuangan Bung Karno untuk Berdikari.

“Harusnya PDIP introspeksi, tidak mendukung rezim pro penjajahan baru. Jangan hanya sibuk dengan slogan dan romantisme doang.” tegasnya.

Penulis adalah pemerhati sejarah

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Sabotase Kereta Cepat Jelang Pembukaan Olimpiade Paris, PM Prancis: Ini Dilakukan Terencana

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:47

Banyak Hadiah Menarik Pertamina di Booth dalam Event GIIAS 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:37

Kabar Deklarasi Anies-Zaki, Golkar: Hoax!

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:15

Ekonomi Lesu, Laba Industri China Justru Naik 3,6 Persen

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:07

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:58

Kuasa Hukum Dini: Hakim Persidangan Greg Tannur Berat Sebelah

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:35

Dimyati Masih Ngarep Golkar dan PDIP Gabung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:10

Menyusul TNI, Polri Rotasi 6 Kapolda Jelang Pilkada

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:32

Masih Cair, Peluang Jusuf Hamka di Pilkada Jakarta Masih Terbuka

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:31

4 Pangdam Dirotasi Jelang Pilkada, Ajudan Jokowi jadi Pangdam Brawijaya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:13

Selengkapnya