Berita

Waketum Partai Golkar Bidang Komunikasi dan Informasi, Nurul Arifin/RMOLJabar

Politik

Demi Menangkan Pilpres 2024, Partai Golkar Tak Mau Buru-buru Tetapkan Koalisi

RABU, 28 JUNI 2023 | 06:36 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Mengingat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih cukup lama, Partai Golkar enggan tergesa-gesa dalam menetapkan koalisi. Namun demikian, Partai Golkar tetap optimistis akan memenangkan pilpres dengan siapapun koalisinya nanti.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Komunikasi dan Informasi, Nurul Arifin menyampaikan, untuk wilayah Jawa Barat (Jabar), partai beringin siap mengikuti dan merealisasikan target partai untuk Pemilu 2024 nanti.

"Pertama untuk pemilihan presiden, jelas kita (targetkan) menang, apapun koalisinya. Kedua untuk pileg target 20 persen menang, di pusat itu kalau sekarang 85 kursi menjadi 116 kursi. Kemudian di Jabar disesuaikan angkanya. Ketiga adalah memang pilkada, targetnya 60 persen. Jadi secara keseluruhan target Golkar untuk menang, paling tidak mempertahankan posisinya di kemenangan 2019 kemarin," beber Nurul, diwartakan Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (27/6).

Terkait Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan PPP, dia menuturkan, hingga saat ini koalisi masih dalam tahap penjajakan dan komunikasi politik terus dilakukan.

"Jadi belum ada yang fix karena memang waktunya masih panjang, jadi memang ada waktu sampai Oktober menjelang pendaftaran, dan biasa last minute," ungkapnya.

Dibeberkan Nurul, dalam menentukan arah politik partai, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto enggan tergesa-gesa termasuk dalam menentukan koalisi.

"Kita ingin terus melihat dulu bagaimana koalisi ini bisa dilakukan sehingga menghasilkan koalisi yang memang dibutuhkan dan juga bisa menjadi pilihan atau alternatif dari rakyat," ujarnya.

Sehubungan belum adanya keputusan dan ketetapan dalam berkoalisi, Partai Golkar terus menjalin komunikasi, baik dengan PDIP, KKIR, dan lainnya tanpa harus tergesa-gesa.

Lebih lanjut, Nurul menambahkan, kemungkinan akan ada poros baru bersama PKB dan Gerindra, semuanya masih dalam tahap normatif.

"Ini masih terus dilakukan komunikasinya, jadi kita tunggu saja," pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya