Berita

Sekretaris Departemen V DPP Partai Demokrat, Abdullah Rasyid/Ist

Politik

Bedah Buku SBY, Abdullah Rasyid: Boleh Cawe-cawe, Tapi Presiden Tak Boleh Berbuat Salah

SELASA, 27 JUNI 2023 | 01:30 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Sebuah pembelajaran menjadi pemimpin dipaparkan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui buku berjudul berjudul "Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi. The President Can Do No Wrong".

Buku ini pun dibedah oleh DPP Partai Demokrat di Aula Yudhoyono, kantor DPP Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (26/6).

"Memang dalam menulis buku ini, Presiden SBY memperuntukkannya bagi para kader Partai Demokrat. Sebagai pembelajaran tentang kepemimpinan dan bagaimana menjalankan kekuasaan," kata Sekretaris Departemen V DPP Partai Demokrat, Abdullah Rasyid, melalui keterangannya, Senin (26/6).

"Karena dalam demokrasi, kekuasaan itu tidak tak terbatas," imbuhnya.

Menurut Rasyid, cawe-cawe boleh saja dilakukan oleh penguasa, dalam hal ini Presiden. Tapi jangan sampai menjadi unethical policy, apalagi sampai melakukan abuse of power dan atau obstruction of justice.

Ketiga hal tersebut dinilai Wakil Sekjen PP IKA USU ini akan mengotori atau mengakibatkan cacat dari warisan kekuasaan Presiden. Tentu Presiden Jokowi ingin mengakhiri pengabdiannya dengan baik.

"Semua Presiden menginginkan agar di akhir masa jabatannya bisa soft and happy landing seperti Presiden SBY," tuturnya. "Tidak "Hard Landing" seperti Pak Habibie yang laporan pertanggungjawaban jabatannya ditolak oleh MPR, sehingga beliau tidak mencalon lagi, atau crash landing seperti Bung Karno dan Pak Harto yang kekuasaannya diberhentikan di tengah jalan."

Ditegaskan Ketua PP JMSI ini, istilah the President can do no wrong bukanlah berarti "presiden selalu benar dan tidak bisa disalahkan".

"Melainkan, itu berarti 'presiden tidak boleh berbuat salah'," tegasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya