Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Dalam Empat Bulan, Ada Ratusan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Pakistan

SENIN, 26 JUNI 2023 | 19:42 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pakistan memiliki lebih dari 700 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, yang dilaporkan kepada pihak kepolisian Sindh dalam kurun waktu empat bulan pertama di tahun ini.

Laporan itu dikeluarkan oleh Organisasi Pembangunan Sosial Berkelanjutan (SSDO), yang dimuat ANI News pada Senin (26/6).

Menurut laporan tersebut, sebanyak 529 perempuan telah diculik, 119 perempuan lainnya mengalami kekerasan dalam rumah tangga, 56 kasus pemerkosaan, dan 37 kasus pembunuhan kepada perempuan dan anak-anak.

Angka-angka itu kemungkinan hanya sebagian kecil dari jumlah sebenarnya, mengingat adanya tabu sosial yang menghambat pelaporan dari kasus semacam itu di wilayah tersebut.

Distrik-distrik Karachi Central, Hyderabad, dan Keamari dilaporkan menjadi salah satu daerah dengan tingkat kejahatan kekerasan terhadap perempuan yang paling tinggi. Dalam kasus kekerasan terhadap anak-anak, kekerasan seksual mendominasi, dengan 67 kasus dilaporkan.

Selain itu, laporan itu juga menyoroti adanya kekerasan sadis dan mengerikan yang berasal dari salah satu distrik tersebut baru-baru ini, di mana tubuh seorang gadis berusia 13 tahun, yang sebelumnya dilaporkan hilang, ditemukan tergantung di pohon mangga di desa Qaim Babbar di pinggiran Hyderabad.

Diduga bahwa gadis tersebut telah menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan. Awalnya, beberapa kerabat mencegah keluarga untuk melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian, yang mengakibatkan terlambatnya polisi dalam proses penyelidikan.

Namun, saat ini, tersangka dikabarkan telah ditangkap dan sedang menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian. Insiden ini telah memicu rasa belasungkawa dari Walikota Hyderabad, Kashif Shoro, yang menjanjikan dukungan penuh dan upaya pencarian keadilan yang cepat.

Untuk itu, laporan tersebut dikeluarkan oleh SSDO, agar dapat menjadi perhatian bersama dari seluruh masyarakat, pemerintah, dan pihak berwenang lainnya untuk mengatasi maraknya kekerasan seksual yang terjadi pada perempuan dan anak-anak perempuan.

"Pentingnya meningkatkan perhatian dan tindakan dari pemerintah, polisi, dan pengadilan untuk memastikan keselamatan semua warga negara, khususnya perempuan dan anak-anak," ujar lembaga tersebut.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

Jokowi, KKP dan BPN Paling Bertanggung Jawab soal Pagar Laut

Senin, 27 Januari 2025 | 13:26

PDIP: Pemecatan Ubedilah adalah Upaya Pembungkaman KKN Jokowi

Jumat, 31 Januari 2025 | 10:11

UPDATE

Prabowo Pasti Setuju Tunda Larangan LPG 3 Kg di Pengecer

Selasa, 04 Februari 2025 | 07:27

Cuaca Sebagian Jakarta Hujan Ringan

Selasa, 04 Februari 2025 | 06:46

Polri Pangkas Biaya Perjalanan Dinas dan Seminar

Selasa, 04 Februari 2025 | 06:23

Bahlil Lahadalia Sengsarakan Rakyat

Selasa, 04 Februari 2025 | 06:12

Sakit Kanker, Agustiani Minta Status Cekal Dicabut

Selasa, 04 Februari 2025 | 06:07

Coretan “Adili Jokowi” Marak, Pengamat: Ekspresi Kecewa

Selasa, 04 Februari 2025 | 05:38

Perketat Pengawasan Standarisasi Keselamatan Gedung di Jakarta

Selasa, 04 Februari 2025 | 05:28

Papua Segera Kebagian Makan Bergizi Gratis

Selasa, 04 Februari 2025 | 05:22

Hati-hati! 694 Gedung Tak Punya Proteksi Kebakaran

Selasa, 04 Februari 2025 | 04:25

Megawati Harap BMKG Belajar dari Kebakaran di Los Angeles

Selasa, 04 Februari 2025 | 04:19

Selengkapnya