Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto/Net
Rekam jejak calon Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) menjadi sorotan Institute for Security and Strategic Studies (ISESS).
Peneliti ISESS Bambang Rukminto mengatakan, jika Polri ingin mengembalikan kepercayaan penuh dari masyarakat, maka sosok yang ditunjuk menempati posisi strategis harus memiliki rekam jejak baik.
“Membangun kepercayaan masyarakat saat ini salah satunya dengan menegakkan aturan di internal secara berkeadilan dan transparan. Ini membutuhkan sosok yang memiliki rekam jejak tidak kontroversial,” kata Bambang Rukminto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/6).
Sebaliknya, jika yang dipilih memiliki rekam jejak kontroversial, maka citra humanis yang sedang kembali dibangun Polri akan sulit dilakukan.
"Ini akan semakin berat bila posisi sestrategis Wakapolri diisi dengan sosok yang terindikasi dekat dengan bau kekerasan,” sambungnya.
Posisi Wakapolri belakangan menjadi isu hangat lantaran jabatan tersebut akan segera ditinggalkan Komjen Gatot Eddy Pramono yang akan memasuki purna tugas.
Beberapa nama mulai bermunculan sebagai kandidat yang dianggap cocok meneruskan Komjen Gatot, di antaranya Komjen Fadil Imran yang kini menjabat Kabaharkam Polri.
Lalu ada jenderal bintang tiga lain yang memiliki peluang sama, yakni Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto; Kalemdiklat Polri, Komjen Purwadi; dan Irwasum Polri, Komjen Dhofiri.
Adapun Komjen Fadil Imran menjadi sorotan lantaran dikait-kaitkan dengan tragedi KM50 yang saat ini masih menuai pro dan kontran di kalangan masyarakat. Saat itu, Komjen Fadil masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.