Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Karachi Unit 2 K-2 di Pakistan selatan yang dibuka pada 2021 lalu, atas bantuan China/Net
Pakistan dan China resmi menandatangani kesepakatan senilai miliaran dolar untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir dengan kapasitas 1.200 megawatt.
Kesepakatan itu diumumkan Perdana Menteri Shehbaz Sharif pada Selasa (20/6), sambil memuji investasi China sebagai bukti kepercayaan yang tinggi terhadap negaranya.
"Investasi China sebesar 4,8 miliar dolar (Rp 71 triliun) dalam proyek ini adalah bukti yang jelas bahwa Pakistan merupakan tempat yang menarik bagi perusahaan dan investor China," ujarnya, seperti dimuat
CNN.
Proyek Chashma 5 akan dibangun di provinsi Punjab, bagian tengah Pakistan, di bawah kesepakatan antara Kerjasama Nuklir Nasional China dan Komisi Energi Atom Pakistan.
Dukungan dari China dalam proyek ini disebut akan membantu Pakistan dalam melakukan transisi mereka dari ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Dengan dimulainya proyek ini, total kapasitas produksi energi nuklir Pakistan dikabarkan akan naik menjadi 1.400 megawatt, ketika pembangkit listrik tenaga nuklir keenam di negara itu baru dibuka dua tahun lalu dengan bantuan yang juga dari China.
Shehbaz Sharif, yang pemerintahannya sedang berjuang melawan krisis neraca pembayaran, mengucapkan terima kasih kepada mitra China atas kesepakatan tersebut, dan diskon sebesar 100 juta dolar yang mereka berikan untuk proyek terbaru ini.
Belum jelas apakah investasi baru ini termasuk dalam jumlah total 65 miliar dolar yang telah dijanjikan China untuk pembangunan infrastruktur Pakistan di bawah Belt and Road Initiative (BRI).
Sejauh ini Kerjasama Nuklir Nasional China dan Kementerian Luar Negeri China belum memberikan komentarnya terkait kesepakatan ini.