Krisis kemanusiaan di Haiti telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan jumlah kelaparan dan kekerasan geng yang terus meluas di negara tersebut.
Hal itu disampaikan oleh direktur eksekutif dari dua badan PBB yang mengeluarkan peringatannya terkait kondisi mengerikan di negara berpenduduk 11 juta orang itu.
"Jumlah warga Haiti yang menghadapi kerawanan pangan mencapai tingkat darurat tertinggi kedua di dunia, dengan hampir 5 juta orang berjuang untuk makan setiap hari," kata direktur eksekutif Program Pangan Dunia (WFP), Cindy McCain, seperti dimuat
Al Arabiya, Rabu (21/6).
Selain itu, menurut UNICEF, lebih dari 115.000 anak-anak di bawah usia 5 tahun juga diperkirakan mengalami kekurangan gizi tahun ini, meningkat sekitar 30 persen dibandingkan tahun lalu.
Kondisi mereka diperparah dengan bencana alam seperti banjir, dan gempa bumi yang beberapa bulan lalu menghantam negara itu, dan menyebabkan kerusakan yang meluas di Haiti. Namun, kurangnya perhatian dari dunia menjadi keprihatinan tersendiri bagi WFP dan UNICEF.
"Dalam banyak hal, Haiti telah terlupakan. Sangat mendesak bagi kita untuk segera memberikan perhatian yang layak," tambah Cindy McCain saat menyerukan penyelamatan untuk negara tersebut.
Masalah di Haiti semakin memburuk sejak Presiden Jovenel Moïse pada Juli 2021 lalu dibunuh, yang membuat negara itu, khususnya wilayah Port-au-Prince dikuasai oleh 80 persen kelompok geng.
Kekerasan tersebut telah menyebabkan ribuan korban tewas, dan lonjakan kelaparan, di mana barang-barang tidak dapat bergerak secara bebas dan warga terpaksa tinggal di dalam rumah karena takut akan keselamatan mereka.