Banyak migran dari suriah, Palestina dan Pakistan yang berharap bisa mencapai Eropa lewat jalur ilegal/Net
Migran dari Pakistan diperkirakan menjadi korban terbanyak dalam bencana tenggelamnya kapal nelayan di lepas pantai Yunani yang terjadi pada pekan lalu.
Setidaknya, lebih dari 300 orang asal negara itu diduga telah tewas dalam insiden mematikan.
Kapal yang berangkat dari Libya itu dilaporkan telah mengangkut sekitar 750 penumpang yang sebagian besar berasal dari Pakistan, Mesir, Palestina, dan Suriah, untuk menuju Italia.
kapal Terbalik akibat kelebihan muatan di perairan Yunani sehingga menewaskan 78 orang yang mayatnya telah ditemukan, dan ratusan lainnya dikhawatirkan telah tenggelam.
Menurut kesaksian dari para penyintas, orang-orang Pakistan mengalami diskriminasi selama di dalam kapal.
Mereka dipilih untuk dipaksa tetap berada di bawah dek dengan wanita dan anak-anak yang dikurung, sementara warga negara lain diizinkan berada di dek atas sebelum kapal itu terbalik dan tenggelam.
Menyikapi tragedi ini, Pakistan telah memperingati hari berkabung untuk menghormati dan mengenang ratusan warga negaranya yang menjadi korban penyelundupan manusia tersebut, dan meringkus 12 orang yang diduga menjadi dalang yang memfasilitasi keberangkatan itu.
Menurut laporan
Middle East Monitor, Rabu (21/6), setiap penumpang dikabarkan membayar sekitar 4.500 dolar (Rp 67 juta) untuk melakukan perjalanan yang berbahaya tersebut.
Atas insiden kecelakaan kapal terburuk itu, PBB telah mendesak penyelidikan menyeluruh serta mengungkap alasan mengapa tindakan penyelamatan tidak dilakukan lebih cepat terhadap kapal tersebut.
Sementara, pihak Yunani sendiri kini juga telah menetapkan sembilan orang sebagai tersangka.