Berita

Penumpang yang berhasil diselamatkan dari tragedi tenggelamnya kapal ikan di di lepas pantai Peloponnese, Yunani/Net

Dunia

Diduga 100 Anak Jadi Korban Tenggelamnya Kapal Migran di Laut Yunani

JUMAT, 16 JUNI 2023 | 06:07 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tim penyelamat terus melakukan pencarian korban kapal nelayan yang terbalik di lepas pantai Peloponnese, Yunani.   

The National melaporkan, hingga Kamis sore (15/6) jumlah korban tewas resmi adalah 78, dengan 104 telah diselamatkan dan kebanyakan dari mereka adalah laki-laki yang berasal dari Mesir, Suriah, Pakistan, Afghanistan dan Palestina.

Sementara hampir 600 orang masih dinyatakan hilang, diduga ada sekitar 100 anak di kapal nahas tersebut.

Kapal penangkap ikan, yang penuh sesak dengan jumlah penumpang mencapai 750 migran, diyakini berlayar dari Kota Tobruk Libya untuk perjalanan menuju Italia. Kapal terbalik dan tenggelam pada Rabu pagi (14/6) di perairan dalam sekitar 80 km dari kota pantai selatan Pylos.

Manolis Makaris, kepala kardiologi di Rumah Sakit Umum Kalamata, tempat para penyintas dirawat, mengatakan ada banyak keluarga penumpang yang mencari anaknya dengan mengirimkan foto-foto.

"Mereka (yang selamat) memberi tahu kami ada anak-anak di bagian bawah kapal, anak-anak dan perempuan," katanya kepada BBC.

Insiden kapal terbalik telah menimbulkan kecaman luas atas kebijakan pushback Yunani atau kebijakan Yunani untuk penolakan migran.

Yunani, Italia, dan Spanyol, adalah tujuan utama bagi puluhan ribu orang Afrika dan Timur Tengah yang ingin mencapai Eropa.

Penyelundup semakin banyak membawa kapal yang lebih besar ke perairan internasional di lepas daratan Yunani untuk mencoba menghindari patroli penjaga pantai.

"Itu adalah sebuah tragedi," kata Makaris.

"Semua orang di Eropa tidak boleh menerima situasi ini. Kami harus melakukan sesuatu. Setiap orang harus melakukan sesuatu agar tidak terjadi lagi," katanya.

Save the Children, yang memperkirakan ada 100 anak di dalam kapal tersebut, telah mengkritik negara-negara yang menutup rute untuk migran dan mengatakan bencana tersebut harus mengirimkan peringatan kepada pemerintah Uni Eropa.

"Negara-negara anggota (Uni Eropa) telah melakukan upaya yang luar biasa untuk menutup semua rute bagi anak-anak dan keluarga mereka yang mencari suaka di Eropa," kata Daniel Gorevan, penasihat advokasi senior Save the Children.

"Seringkali satu-satunya pilihan mereka adalah melakukan perjalanan berbahaya dengan perahu," katanya.

"Fakta bahwa orang terus meninggal di Mediterania harus menjadi peringatan bagi pemerintah Uni Eropa," lanjut Gorevan, memperingatkan bahwa Mediterania akan segera menjadi rute migrasi paling mematikan di dunia.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

Alvin Lim Protes Izin Galangan Kapal Panji Gumilang

Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:56

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Serbu Kuliner Minang

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:59

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Obor Api Abadi Mrapen untuk Rakernas IV PDIP Tiba di Batang

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:28

Mubadala Energy Kembali Temukan Sumur Gas Baru di Laut Andaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:59

Rocky Gerung Dicap Perusak Bangsa oleh Anak Buah Hercules

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:41

Deal dengan Kanada

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:24

Kemenag: Kuota Haji 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah

Minggu, 19 Mei 2024 | 02:04

Zulhas Dorong Penguatan Sistem Perdagangan Multilateral di Forum APEC

Minggu, 19 Mei 2024 | 01:40

DPR: Kalau Saya Jadi Nadiem, Saya Sudah Mengundurkan Diri

Minggu, 19 Mei 2024 | 01:20

2 Kapal dan 3 Helikopter Polairud Siap Amankan KTT WWF

Minggu, 19 Mei 2024 | 00:59

Selengkapnya