Politikus Partai Demokrat, Helmud Hector Simamora/RMOLJabar
Sudah jadi rahasia umum, selama ini ada "perang dingin" antara Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarno Putri dengan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dampaknya, hubungan Partai Demokrat dan PDI Perjuangan di panggung politik nasional tidak begitu harmonis.
Namun, menjelang Pilpres 2024, terjadi fenomena menarik. Di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, pada Selasa lalu (6/6), Puan Maharani mengumumkan dari 10 kandidat calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Ganjar Pranowo, salah satunya Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Pasca-Rakernas, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto melakukan pertemuan dengan Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, guna menindaklanjuti hasil Rakernas PDIP tersebut. Belum ada pernyataan resmi soal apa yang dibahas keduanya.
Menanggapi dinamika politik tanah air tersebut, menurut kader Partai Demokrat, Helmud Hector Simamora, rencana pertemuan AHY-Puan ini ibarat "Ice Breaking" di tengah kebekuan hubungan kedua partai.
"Jika terjadi, maka momen pertemuan tersebut bisa dikatakan sebagai embrio sejarah baru perpolitikan di Indonesia sejak Pemilu diberlakukan pascareformasi," kata Helmud di Bandung, dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Senin (12/6).
Mantan Ketua GMNI Bandung itu memprediksi, pertemuan dua pemimpin muda (AHY dan Puan) akan dilanjutkan dengan pertemuan dua tokoh bangsa, SBY dan Megawati.
"Partai Demokrat dan PDIP kan sama-sama partai nasionalis, kedua partai ini memegang teguh nilai-nilai Pancasila secara konsisten dalam kehidupan politiknya. Dalam urusan strategis menyangkut bangsa dan negara keduanya memiliki kesamaan sikap, contohnya, soal penolakan perpanjangan masa jabatan presiden, Pemilu tepat waktu, dan lain-lain," ungkapnya.
Antara SBY maupun Megawati, disebutkan dia, sama-sama pernah menjadi orang nomor 1 di Negara Indonesia yang semasa kepemimpinan keduanya telah berbuat banyak untuk bangsa dan negara.
Oleh karenanya, lanjut dia, pertemuan ketua tokoh bangsa ini sangat dinanti-nantikan oleh para kader PDIP maupun Partai Demokrat.
"Dan ini semakin dekat di depan mata dengan adanya pertemuan dua pemimpin muda AHY-Puan," terangnya.
Menurut Helmud, pertemuan AHY-Puan tidak hanya sekadar membahas capres-cawapres semata. Tetapi lebih dari itu, termasuk mendiskusikan berbagai isu-isu kebangsaan dan masa depan rakyat Indonesia pasca-Pemilu serentak 2024 nanti.
Lebih lanjut, dia memprediksi, jika pertemuan SBY-Megawati berjalan lancar, seluruh rakyat akan dapat menghadapi pemilu nanti dengan riang gembira. Tanpa ada kekhawatiran soal politik aliran yang sempat membelah rakyat Indonesia.
"Pertemuan ini menurut saya kalau benar-benar terjadi, kelasnya akan seperti miniaturnya pertemuan Soekarno-John F Kennedy dalam situasi perang dingin," pungkasnya.