Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Satu Dekade Dilarang, Partai Politik Islam Terbesar di Bangladesh Kembali Diizinkan Gelar Pertemuan

MINGGU, 11 JUNI 2023 | 08:36 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Partai politik Islam terbesar di Bangladesh, Jamaat-e-Islami menggelar rapat umum pertamanya pada Sabtu (10/6), setelah lebih dari satu dekade partai itu menghadapi tindakan keras dari pemerintah.

Dalam beberapa  tahun terakhir partai itu sebelumnya telah dilarang mengadakan acara publik apapun di negaranya. Namun baru-baru ini kepolisian Bangladesh telah memberikan izin kepada mereka untuk dapat mengadakan rapat umum di Institution of Engineers di Dhaka.

Tidak jelas apa yang membuat pemerintah Bangladesh berubah pikiran. Akan tetapi keputusan itu diambil dua minggu setelah Amerika Serikat mengumumkan kebijakan visa baru untuk Bangladesh, dengan membatasi penerbitan visa bagi individu yang diduga terlibat dalam upaya merusak proses demokrasi di negara itu.

Meskipun izin tersebut diberikan setelah pengumuman kebijakan visa AS, namun para analis politik tidak yakin bahwa izin tersebut terkait langsung dengan Washington.

Seperti dimuat Laprensa Latina, para analis berpendapat bahwa izin tersebut kemungkinan diberikan dengan persetujuan langsung dari partai berkuasa, yaitu Liga Awami, yang selama ini telah menggunakan Jamaat-e-Islami sebagai alat untuk melawan rival politik mereka sejak kemerdekaan Bangladesh.

Sejak bertahun-tahun lalu, partai tersebut sebelumnya terus menanggung beban berat akibat tindakan ketat pemerintah, terutama setelah pemimpin partai Jamaat-e-Islami diadili atas tuduhan kejahatan perang yang terjadi selama Perang Kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971.

Antara tahun 2013 dan 2016, lima pemimpin utama partai ini dieksekusi, sementara ribuan aktivis ditangkap dan diduga mengalami penyiksaan selama penahanan mereka.

Sementara Ketua Jamaat-e-Islami, Shafiqur Rahman, saat ini masih mendekam di balik jeruji penjara.

“Mereka membunuh pemimpin senior kami, ratusan diculik, banyak rumah dihancurkan, bisnis digeledah, ratusan menjadi cacat, aktivis kami tidak diizinkan tinggal di rumah,” kata penjabat ketua Jamaat Syed Abdullah Muhammad Taher kepada EFE.

Terlepas dari semua siksaan dan penaklukan ini, lebih lanjut Taher menuturkan bahwa ia telah menjalankan program partainya di tingkat akar rumput, secara internal untuk membuat Jemaat lebih kuat dari sebelumnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya