Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Puluhan Ribu Pengungsi Rohingya di Bangladesh Minta Segera Dipulangkan ke Myanmar

JUMAT, 09 JUNI 2023 | 12:53 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Tuntutan untuk repatriasi ke Myanmar kembali digaungkan oleh puluhan ribu pengungsi Rohingya yang saat ini berlindung di kamp Bangladesh.

Pada Kamis (8/6), para pengungsi melakukan aksi unjuk rasa agar mereka bisa segera dipulangkan ke Myanmar dan meninggalkan kamp-kamp kumuh Bangladesh yang telah ditinggali sejak melarikan diri dari penumpasan brutal militer pada tahun 2017.

Para pengungsi baik tua dan muda, melambaikan melambai-lambaikan spanduk dan meneriakkan slogan-slogan untuk pemulangan mereka.

Spanduk itu bertuliskan “Ayo kembali ke Myanmar. Jangan mencoba menghentikan repatriasi", "Tidak ada lagi kehidupan pengungsi", "Kami ingin repatriasi cepat melalui kartu data UNHCR. Kami ingin kembali ke tanah air kami".

Pemimpin komunitas Rohingya, Mohammad Jashim mengatakan sangat ingin kembali ke Myanmar, tetapi juga dengan status kewarganegaraan yang dijamin.

"Kami adalah warga negara Myanmar sejak lahir. Kami ingin pulang dengan semua hak kami, termasuk kewarganegaraan, kebebasan bergerak, mata pencaharian, keselamatan, dan keamanan," kata Jashim, seperti dimuat Arab News.

Jashim mendesak PBB untuk membantu mereka keluar dari Bangladesh dan menjamin keselamatan mereka saat kembali ke Myanmar.

"Kami ingin PBB membantu kami kembali ke tanah air kami. Kami ingin masyarakat dunia membantu kami menyelamatkan hak-hak kami di Myanmar,”

Badan pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan setiap pengungsi memiliki hak untuk kembali ke negara asalnya, tetapi repatriasi itu juga harus dilakukan dengan sukarela.

Militer Myanmar baru-baru ini menunjukkan minat untuk mengambil kembali Rohingya, yang selama bertahun-tahun dianggap sebagai penyusup asing dan ditolak kewarganegaraannya serta menjadi sasaran pelecehan.

Bangladesh yang berpenduduk padat mengatakan bahwa pemulangan para pengungsi ke Myanmar adalah satu-satunya solusi untuk krisis pengungsi di negaranya.

Terlebih kehidupan Rohingnya di kamp Bangladesh juga semakin tidak menentu setelah dana lembaga bantuan internasional dilaporkan mengering.

Program Pangan Dunia baru-baru ini memotong alokasi makanan bulanan menjadi 8 dolar AS atau Rp 118 ribu per orang dari sebelumnya 10 dolar AS atau Rp 148 ribu.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya