Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani/Net
Untuk mengimplementasikan upaya normalisasi hubungan yang telah disepakati, Iran akan membuka kembali misi diplomatiknya di Arab Saudi awal pekan ini.
Hal itu diungkap oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani dalam sebuah pernyataan pada Senin (5/6).
Menurut Kanaani, keputusan pengaktifan kembali misi diplomatik Teheran dilakukan setelah kedua negara setuju untuk mengakhiri ketegangan selama bertahun-tahun di bawah bawah kesepakatan yang ditengahi China.
Dikatakan Kanaani, tiga misi diplomatik akan dibuka secara resmi mulai Selasa (6/6) dan Rabu (7/6), waktu setempat.
“Untuk mengimplementasikan perjanjian, kedutaan Iran di Riyadh, Konsulat Jenderal kami di Jeddah dan kantor kami untuk Organisasi Kerjasama Islam akan dibuka kembali,” ungkapnya, seperti dimuat
The Star. Bulan lalu, Alireza Enayati ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Arab Saudi yang akan mulai beroperasi pekan ini.
Pada 2016, Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik setelah kedutaannya di Teheran diserbu selama perselisihan atas eksekusi seorang ulama Muslim Syiah.
Hubungan itu mulai memburuk setahun sebelumnya setelah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab ikut campur dalam perang Yaman.
Gerakan pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran telah menggulingkan pemerintah Yaman yang didukung Saudi dan mengambil alih ibu kota Sanaa.
Riyadh menuduh Teheran mempersenjatai Houthi, yang kemudian menyerang kota-kota Saudi dengan drone bersenjata dan rudal balistik.
Pada 2019, Saudi juga menyalahkan Iran atas serangan terhadap fasilitas minyak Aramco, yang melumpuhkan sementara setengah dari produksi minyaknya.
Kemudian pada Maret 2023, hubungan kedua negara yang bersitegang itu mulai membaik, hingga sepakat membangun kembali hubungan untuk menjaga stabilitas dan keamanan di Timur Tengah.
