Berita

Pasukan militer Sudan/Net

Dunia

Militer Sudan Tangguhkan Pembicaraan Gencatan Senjata, Konflik Baru Dikhawatirkan akan Pecah

RABU, 31 MEI 2023 | 22:47 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Kekhawatiran akan adanya pertempuran baru di Sudan meningkat, setelah tentara Sudan dikabarkan menangguhkan partisipasinya dalam pembicaraan mengenai gencatan senjata dan akses kemanusiaan.

Hal tersebut dilaporkan oleh sumber-sumber diplomatik yang berbicara secara anonim kepada Al Jazeera, pada Rabu (31/5).

Tentara dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) sebelumnya diketahui telah berulang kali menyetujui perpanjangan gencatan senjatanya.

Akan tetapi, kedua belah pihak yang bertikai itu berulang kali juga telah melanggar kesepakatan tersebut dan mulai saling tuduh, yang memicu adanya penangguhan partisipasi dari militer Sudan terhadap kesepakatan tersebut.

Penangguhan itu telah dibenarkan oleh jurubicara militer, Brigadir Nabil Abdalla.

"Keputusan itu sebagai tanggapan atas dugaan pelanggaran berulang RSF atas gencatan senjata kemanusiaan, termasuk pendudukan rumah sakit dan infrastruktur sipil lainnya di Khartoum," ujarnya.

Sementara, dalam sebuah pernyataan RSF menuduh bahwa militer Sudan sengaja untuk mundur dari kesepakatan Deklarasi Jeddah untuk melemahkan mereka, dan melanggar gencatan senjata menggunakan kekuatan udara dan artileri berat untuk menyerang mereka.

Hingga Selasa malam, bentrokan sengit di Khartoum dikabarkan terus terjadi antara kedua belah pihak yang bertikai itu, yang meningkatkan kekhawatiran mendalam bagi masyarakat Sudan.

Menurut direktur proyek Tanduk Afrika di Crisis Group, Alan Boswell pembicaraan di Jeddah gagal mendapatkan perhatian yang serius dari kedua kelompok tersebut.

“Kekhawatirannya sekarang adalah jika pembicaraan Jeddah ini gagal, itu kurang lebih menegaskan bahwa Sudan pada dasarnya akan kembali terjun bebas ke dalam perang saudara penuh,” kata Boswell.

Sejauh menurut tim medis setempat, konflik itu telah menewaskan sekitar 863 warga sipil dan 3.531 orang lainnya mengalami luka sejak konflik pecah di Sudan pada 15 April lalu.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya