Staf Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Hasbi Hasan, Windy Idol, dam lima lainnya, dipanggil tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkait dugaan suap pengurusan perkara di MA.
Juru Bicara Bidang Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri, membenarkan, hari ini, Senin (29/5), tim penyidik memanggil tujuh orang saksi.
Saksi-saksi yang dipanggil di antaranya tiga pegawai MA/staf Hasbi Hasnan, yakni Tri Mulyani, Albar, dan Lilis Suryani. Selanjutnya Sabias Rangku Osan (karyawan Bank BCA), Alland Prima Yozadi (swasta), Isye Fitri Yuliastuti (karyawan Bank Mandiri), dan Windy Yunita Bastari Usman alias Windy Idol.
Untuk saksi Windy Idol telah dilakukan pencegahan agar tidak bepergian ke luar negeri oleh KPK, sejak Kamis (12/1) hingga Rabu (12/7). Dan saat ini dikabarkan telah hadir di KPK, dan masih menjalani pemeriksaan.
Dalam perkara suap di MA, KPK sudah menetapkan dua tersangka baru, Hasbi Hasan dan Dadan Tri Yudianto selaku swasta. Keduanya diperiksa perdana sebagai tersangka pada Rabu (24/5).
KPK telah mencegah Hasbi agar tidak bepergian ke luar negeri selama enam bulan ke depan sejak Selasa (9/5). Sedangkan untuk tersangka Dadan, juga telah dicegah sejak 12 Januari 2023.
Sebelumnya, KPK sudah menetapkan 15 orang tersangka, yaitu Sudrajad Dimyati (SD) selaku Hakim Agung pada MA; Gazalba Saleh (GS) selaku Hakim Agung pada MA; Prasetio Nugroho (PN) selaku Hakim Yustisial dan Panitera Pengganti para Kamar Pidana MA dan Asisten Hakim Agung Gazalba; Edy Wibowo selaku Hakim Yustisial Panitera Pengganti di MA; Redhy Novarisza (RN) selaku Staf Hakim Agung Gazalba; Elly Tri Pangestu (ETP) selaku Hakim Yustisial atau Panitera Pengganti MA.
Selanjutnya, Desy Yustria (DY) selaku PNS pada Kepaniteraan MA; Muhajir Habibie (MH) selaku PNS pada Kepaniteraan MA; Nurmanto Akmal (NA) selaku PNS MA; Albasri (AB) selaku PNS MA; Yosep Parera (YP) selaku pengacara; Eko Suparno (ES) selaku pengacara; Heryanto Tanaka (HT) selaku Debitur Koperasi Simpan Pinjam Intidana (KSP ID); Ivan Dwi Kusuma Sujanto (IDKS) selaku Debitur KSP ID; dan Wahyudi Hardi (WH) selaku Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit (RS) Sandi Karsa Makassar (SKM).