Salah satu personel yang diduga intel dan viral di Medsos/Repro
Netizen dihebohkan video viral yang memperlihatkan seseorang yang diduga intel tengah diinterogasi karena kedapatan masuk kediaman mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli.
Video 33 detik itu viral di Twitter, seperti diunggah di akun Twitter @subur0204, Kamis pagi (25/5).
"Oknum polisi tiba-tiba masuk rumah Pak Rizal Ramli tanpa izin? Mau apa? Kurang kerjaan banget," tulis @subur0204.
Terlihat seorang pria mengenakan rompi hitam sedang diinterogasi seseorang yang merekam di area parkir kediaman Rizal Ramli, di kawasan Jakarta Selatan.
Pria di video itu mengaku bernama Johan. Dia mengaku dari Polres, tetapi tidak disebutkan Polres mana.
"Johan, jangan direkam udah. Polres, jabatan umum," kata pria itu.
Sang perekam pun mempertanyakan tujuan pria yang diduga anggota intel memasuki kediaman Rizal tanpa izin.
"Sudah, sudah bang, itu saja bang, cukup bang, mohon maaf banget," kata pria itu.
Sang perekam pun mengatakan, pria yang diduga intel berjumlah tiga orang, termasuk yang ada di video itu.
"Bertiga ya. Masuk dalam rangka apa?" tanya sang perekam.
"Nggak ada apa-apa bang, udah ya," jawab pria tersebut.
Berdasar informasi yang dihimpun redaksi, tiga orang berpakaian biasa itu masuk kediaman Rizal Ramli pada Minggu (21/5), saat puluhan orang dari Forum Alumni Perguruan Tinggi Indonesia (Api) berkunjung. Di dalam video, ketiga orang itu mengaku anggota Polsek Mampang Prapatan dan Polres Jakarta Selatan.
Awalnya dua anggota Polisi berpakaian preman diusir oleh seorang aktivis yang hadir pada acara di rumah Rizal. Namun satu orang yang ada di video yang beredar itu kedapatan sedang duduk di forum diskusi. Makanya pria itu diinterogasi.
RR, sapaan Rizal Ramli, memang selalu membuka pintu bagi tokoh, hingga kalangan mahasiswa, untuk mendiskusikan beragam persoalan bangsa.
RR menyesalkan tindakan sejumlah oknum yang kerap berlalu lalang mengintai kediamannya.
“Negara quasi-otoriter itu ya negara intel, semua diintelin demi kepentingan politik penguasa," kata RR, kepada redaksi, Senin (22/5).
Baginya, posisi polisi yang multifungsi sudah terlalu jauh dari tugas pokok dan fungsinya, berbeda dengan TNI yang sudah jauh dari dwifungsi sejak tahun 2000-an.
"Kapan polisi berhenti multifungsi? Reformasi polisi sangat perlu. Jangan mau dijadikan sapu kotor politik kekuasaan,” tandasnya.