Berita

Aktivis Rocky Gerung menilai saat ini Rektor lebih banyak dirantai/Ist

Politik

Rocky: Kampus Merdeka, Tapi Rektor Dirantai

MINGGU, 21 MEI 2023 | 02:59 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Di era Reformasi, kampus kini telah lebih merdeka dibanding era Orde Baru. Sayang, hal itu tak diikuti di level rektor yang justru dibelenggu rantai kekuasaan.

Demikian pandangan aktivis Rocky Gerung dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Jawa Barat-Banten dan Departemen Hukum Tata Negara Universitas Padjadjaran, Sabtu (20/5).

Diskusi tersebut diinisiasi oleh 13 Kampus dari Jawa Barat dan Banten dengan tema "25 Tahun Reformasi Dikorupsi, Bagaimana Masa Depan Generasi Z?".

“Di era Reformasi ada kultur yang berhenti. Orde Baru otoriter, tapi kulturnya liberal,“ ujar Rocky Gerung.

Rocky menjelaskan, di masa Orde Baru, pengendalian hanya terjadi saat mahasiswa berusaha untuk mendongkel eksploitasi yang dilakukan rezim Soeharto. Berbeda dengan yang terjadi saat ini. Di mana mahasiswa lebih bebas, tapi di jajaran rektorat justru berbeda 180 derajat.

Senada dengan yang disampaikan Rocky, aktivis '90-an yang juga Direktur Eksekutif Infus, Gde Siriana menyatakan, Reformasi gagal mewujudkan konsolidasi demokrasi.

Hari ini demokrasi menjadi industri. Bahkan menurut Gde Siriana, telah menjadi semacam Industri Sepak Bola. Pemilik partai seperti pemilik klub. Politisi yang berpindah-pindah partai seperti perpindahan pemain antarklub, di mana terdapat sponsor alias cukong oligarki.

Selain itu, lanjut Gde Siriana, terdapat lembaga Survei (yang diplesetkan menjadi "Sure Pay") ala komentator sepak bola, juga ada yang mengatur score. Di kampus sendiri, menurut Gde telah menjadi alat kekuasaan.

“Jadi yang terjadi di kampus hari ini bukanlah revolusi mental, melainkan represi mental,” tutupnya.

Gde Siriana juga menyemangati mahasiswa untuk tidak pesimis terhadap perubahan, caranya dengan bergerak dengan jaket almamaternya masing-masing.

Terkait permasalahan tersebut, mahasiswa Universitas Siliwangi, Harris Aufa juga menanggapi bahwa hari ini mahasiswa seperti dihalang-halangi untuk bersikap kritis.

Misalnya dengan kehadiran UU ITE mahasiswa menjadi takut menyampaikan pendapat, kampus juga tidak memberi ruang bagi mahasiswa yang kritis.

Di akhir diskusi Harris Aufa juga mengajak mahasiswa yang hadir untuk bergerak Bersama-bersama demi menentukan masa depan mahasiswa itu sendiri.

Beberapa akademisi, aktivis '98, dan mahasiswa yang menjadi pembicara dalam diskusi tersebut antara lain Dosen Senior Hukum Tata Negara Unpad, Dr Indra Perwira; Rocky Gerung, aktivis Unpad '80-an Paskah Irianto; Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus) Gde Siriana, dan mahasiswa Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Harris Aufa.

Selain itu ekonom sekaligus mantan aktivis ITB, Dr Rizal Ramli juga ikut menyampaikan pendapatnya secara daring.

Populer

Gempa Megathrust Bisa Bikin Jakarta Lumpuh, Begini Penjelasan BMKG

Jumat, 22 Maret 2024 | 06:27

KPK Lelang 22 iPhone dan Samsung, Harga Mulai Rp575 Ribu

Senin, 25 Maret 2024 | 16:46

Pj Gubernur Jawa Barat Dukung KKL II Pemuda Katolik

Kamis, 21 Maret 2024 | 08:22

KPK Diminta Segera Tangkap Direktur Eksekutif LPEI

Jumat, 22 Maret 2024 | 15:59

Bawaslu Bakal Ungkap Dugaan Pengerahan Bansos Jokowi untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Rabu, 27 Maret 2024 | 18:34

Connie Bakrie Resmi Dipolisikan

Sabtu, 23 Maret 2024 | 03:11

KPK Lelang Gedung Lampung Nahdiyin Center

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:12

UPDATE

Jelang Piala AFF dan AFC, 36 Pemain Masuk Seleksi Tim U-16 Tahap Dua

Jumat, 29 Maret 2024 | 08:02

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Warga DIminta Tak Beraktivitas

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:25

Kemnaker Gelar Business Meeting Pengembangan SDM Sektor Pariwisata

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:11

2.098 Warga Terjangkit DBD, Pemkot Bandung Siagakan 41 Rumah Sakit

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:01

Sebagian Wilayah Jakarta Diprediksi Hujan Ringan

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:21

Warga Diimbau Lapor RT sebelum Mudik Lebaran

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:11

Generasi Z di Jakarta Bisa Berkontribusi Kendalikan Inflasi

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:04

Surat Dr Paristiyanti Nuwardani Diduga jadi Penyebab TPPO Farienjob Jerman

Jumat, 29 Maret 2024 | 06:00

Elektabilitas Cak Thoriq Tak Terkejar Jelang Pilkada Lumajang

Jumat, 29 Maret 2024 | 05:42

Satpol PP Diminta Jaga Perilaku saat Berinteraksi dengan Masyarakat

Jumat, 29 Maret 2024 | 05:31

Selengkapnya