Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Ratusan Orang Diringkus dalam Operasi Global di Pasar Gelap Obat-obatan Terlarang

RABU, 03 MEI 2023 | 10:27 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Dalam langkah penumpasan perdagangan narkoba internasional, ratusan orang ditangkap oleh pihak berwenang Amerika Serikat (AS) dan negara Eropa, dalam operasi terbesar yang pernah terjadi pada Selasa (2/5).

Berdasarkan laporan dari ABC News pada Rabu (3/5), operasi yang diluncurkan dalam pasar web gelap itu telah berhasil menangkap hampir 300 orang, dengan pihak berwenang menyita lebih dari 53 juta dolar AS (Rp 779 miliar).

Menurut badan penegak hukum Uni Eropa Europol, yang mengoordinasikan operasi di seluruh dunia, jumlah penangkapan terbesar terjadi di AS, dengan 153 orang telah ditahan, yang diikuti oleh Inggris dengan 55 penangkapan, Jerman dengan 52 tahanan, serta Belanda dengan 10 penangkapan.

"Koalisi otoritas penegakan hukum kami di tiga benua membuktikan bahwa kami semua bekerja lebih baik ketika kami bekerja sama," kata direktur eksekutif Europol, Catherine De Bolle, dalam sebuah pernyataan.

Ratusan miliar uang yang disita oleh pihak berwenang  dilaporkan berbentuk tunai dan mata uang virtual, dengan 850 kilogram obat-obatan yang terdiri dari fentanil, amfetanin, kokain, dan 117 senjata api turut disita dalam serangkaian penggerebekan di beberapa negara itu.

“Operasi ini mengirimkan pesan yang kuat kepada penjahat di web gelap bahwa penegakan hukum internasional memiliki sarana dan kemampuan untuk mengidentifikasi dan meminta pertanggungjawaban Anda atas aktivitas ilegal Anda, bahkan di web gelap,” tambahnya.

Saat ini, sejumlah investigasi masih terus dilakukan untuk mengidentifikasi individu tambahan yang berada di balik akun web gelap dalam perdagangan narkoba.

“Saat otoritas penegak hukum memperoleh akses ke daftar pembeli ekstensif vendor, ribuan pelanggan di seluruh dunia kini berisiko dituntut juga,” ujar Europol.

AS sebagai salah satu negara dengan kematian tertinggi di dunia akibat fentanil sangat terdampak dari perdagangan narkoba ini. Obat terlarang tersebut telah membunuh lebih banyak orang Amerika setiap tahunnya dengan ratusan kematian, daripada orang-orang yang tewas dalam peperangan seperti di Irak, dan Afghanistan.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya