Berita

Tiga pimpinan Parpol yang tergabung dalam KIB yang kini tercecer/Net

Politik

KIB Terombang-ambing, Sejak Awal Bangunannya Tak Kokoh

RABU, 03 MEI 2023 | 07:18 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Masa depan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terombang-ambing, anggotanya cari selamat sendiri-sendiri dengan mendukung bakal calon presiden pilihan Presiden Joko Widodo, dan hanya Partai Golkar yang masih komitmen di KIB.

Demikian analisa Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia, Saiful Anam, menyimak masa depan KIB pasca PDI Perjuangan mengusung Ganjar Pranowo sebagai Bacapres.

"Masa depan KIB terombang-ambing tidak jelas, di tengah perbedaan pandangan tentang Capres dan Cawapres yang akan mereka usung," kata Saiful, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (3/5).

Akademisi Universitas Sahid Jakarta itu menilai, KIB dihantam kegalauan luar biasa pasca PPP mendukung Ganjar. Terlebih PAN juga telah menyatakan secara terbuka bakal mendukung pasangan Ganjar-Erick Thohir.

"Jadi KIB tinggal dihuni Golkar yang dipimpin Airlangga. Dia saat ini merasa sendiri, sehingga mulai membangun komunikasi, baik dengan Demokrat, Gerindra bahkan Jokowi," kata Saiful.

Kenyataan itu, menurut Saiful, merupakan buah dari ketidaksolidan bangunan KIB sejak awal. Terlebih sejak diumumkannya Ganjar sebagai Bacapres PDIP, anggota KIB seolah cari selamat sendiri-sendiri.

"Sekali lagi, ini bentuk kegalauan KIB menatap Pemilu 2024. Mereka tidak tentu arah mencari rekan koalisi, sehingga akhirnya layu sebelum berkembang," urainya.

Terlebih, kata Saiful, setelah pertemuan Airlangga-Prabowo, dan Jokowi mengumpulkan para ketua umum partai koalisi pemerintah tanpa Partai Nasdem, KIB nampak kian suram. Anggotanya jalan sendiri-sendiri dan terkesan cari posisi paling pas sesuai, yang menguntungkan partai.

"Pragmatisme koalisi itu terlihat pasca tercerai-berainya KIB. Tapi itu tidak hanya bagi KIB, koalisi lainnya juga terpengaruh," pungkas Saiful.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Produksi Film Porno, Siskaeee Cs Segera Disidang

Rabu, 22 Mei 2024 | 13:49

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

IAW Desak KPK Periksa Gubernur Jakarta, Sumbar, Banten, dan Jateng

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17

Pj Gubernur Jabar Optimistis Polisi Mampu Usut Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Kamis, 23 Mei 2024 | 06:48

UPDATE

Jabar Contoh Penggunaan Aplikasi Layanan Publik Terintegrasi

Selasa, 28 Mei 2024 | 07:55

5 Tersangka Pembuat Plat Nomor Palsu DPR Dicokok

Selasa, 28 Mei 2024 | 07:48

Dubes Najib: Geopolitik Global Dihadapkan pada Empat Titik Api

Selasa, 28 Mei 2024 | 07:45

Soal "Gantian Posisi Ketum", Megawati Sedang Cek Ombak

Selasa, 28 Mei 2024 | 07:36

Suzhou Kunlene, Perusahaan Film Packaging Indonesia yang Eksis dan Sukses di China

Selasa, 28 Mei 2024 | 07:07

Jabar Bisa Jadi Contoh Penggunaan Aplikasi Layanan Publik Terintegrasi

Selasa, 28 Mei 2024 | 06:33

Disdik DKI Bantah Jual Beli Bangku Kosong

Selasa, 28 Mei 2024 | 06:23

Cuaca Jakarta Diprediksi Cerah Berawan hingga Rabu Dini Hari

Selasa, 28 Mei 2024 | 06:13

Rasyidi Menunggu Perintah PDIP

Selasa, 28 Mei 2024 | 05:40

Ajaib Bagikan Bonus Tambahan 1 Persen dari Portofolio

Selasa, 28 Mei 2024 | 05:25

Selengkapnya