BAYU Krisnamurti bertanya kepada mahasiswa baru sekolah magister yang
sedang kuliah matrikulasi. Kuliah penyetaraan. Pertanyaannya adalah apa
beda antara mahasiswa sekolah magister dengan sekolah doktoral. Sudah
dapat diduga jawabannya adalah tidak tahu. Bayu kemudian menjelaskan
perbedaannya terletak pada kreativitas.
Setelah 20 tahun
kemudian, dapat diketahui apa perbedaan antara mahasiswa sekolah
sarjana, magister, dan doktoral dalam produk tugas akhir, ketika terjadi
studi kasus ketidakpuasan antara kualitas produk di antara mereka.
Perbedaannya
terletak pada pemakaian tingkatan aplikasi teori, penggunaan
perbandingan dan kemampuan menyederhanakan berbagai kerumitan menjadi
jauh lebih sederhana, serta kreativitas kebaruan
(
novelty).
Beberapa minggu sebelum puasa
ramadhan tahun 2023, seorang tenaga pendidikan bernama Kasiyo
menyampaikan sedikit keluh kesah curahan hati, yang lebih dekat sebagai
pelaporan. Katanya, entah mengapa mahasiswa yang sekolah doktoral tidak
kunjung lulus sekolah. Keluh kesah, yang cenderung bernada gusar telah
disampaikannya.
Fenomena mahasiswa abadi atau mengalami kemacetan
total dalam menyelesaikan tugas akhir sesungguhnya adalah masalah yang
jamak terjadi. Tidak kunjung memperoleh inayah. Tidak kunjung memperoleh
abstraksi dalam melanjutkan menulis.
Kebaruan tidak kunjung
ditemukan. Lampu kuning bahkan merah mulai menyala berkelap-kelip
sebagai pertanda ambang batas rasio jumlah
associate
professor dan professor dibandingkan jumlah mahasiswa yang
seharusnya sudah lulus sekolah doktor hendak terlewatkan.
Sebenarnya
tidak perlu doktor-doktoran untuk membangun kreativitas yang baru.
Madelan bin Ibrahim sibuk membuat air sungai yang berlokasi berada jauh
di bawah tanah kebun secara tradisional, supaya air sungai mengalir ke
tanah di atasnya, sehingga dia dapat bercocok tanam sayur mayur.
Demikian
pula dibuatkannya sumur bor untuk mengaliri sawah dan tegalan ketika
aliran air irigasi semakin sulit diharapkan datang membawa air.
Dibangunkannya model pendapatan rumah tangga harian, bulanan, dan
tahunan menggunakan tumpang sari dan multikultur, serta pemenuhan untuk
sumber gizi nabati dan hewani dengan beternak.
Di luar masa
tenggang waktu pertanian, Madelan bekerja sebagai mandor bangunan. Daya
juangnya yang senantiasa tinggi telah menyesuaikan diri terhadap
perputaran roda dunia, yang dahulu di atas roda, kemudian berubah di
bawah roda.
Dewasa ini sungguh amat sedih menyaksikan Ken Angrok
memilih kreativitas menunggu kedatangan dana sumbangan dari pelintas
batas, yang melintasi jalan-jalan aspal panjang yang rusak berat
berlubang-lubang dan bergelombang dihubungkan di antara jalan beton.
Bukan otorisasi jalan pemerintah pusat, melainkan pemerintah daerah,
yang pendapatan asli daerah terbatas.
Keterlambatan kreativitas
berulang ketika menyaksikan kekeruhan air di SPBU dan
rest
area, sedangkan air sungai Batanghari yang lebar dan dalam
mengalir sampai jauh dari perbukitan dan gunung-gunung menuju muara di
laut.
Peneliti Indef, dan Pengajar Universitas Mercu Buana