Berita

Diskusi dan bedah buku karya Ahmad Gaus berjudul “Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google” di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten/Ist

Politik

Faisal Nurdin: Riset Kuantitatif Denny JA tentang Agama, Penting untuk Pendewasaan Masyarakat

SABTU, 15 APRIL 2023 | 15:41 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Riset-riset kuantitatif atas fenomena agama saat ini semakin penting dilakukan untuk proses pendewasaan hidup beragama. Pasalnya, belakangan muncul tendensi kegairahan beragama yang meningkat tajam, namun lebih mengedepankan sikap emosional ketimbang sikap rasional.

Begitu dikatakan akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Faisal Nurdin Idris dalam diskusi dan bedah buku karya Ahmad Gaus berjudul “Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google” di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (14/4).

Faisal menjelaskan, apa yang dilakukan Denny JA belakangan dengan menampilkan data-data yang buram dalam kehidupan agama, sejatinya bukan sekadar data tetapi seruan untuk berbuat sesuatu berdasarkan data itu.

Misalnya, kata dia, data bahwa di negara-negara yang masyarakatnya menganggap agama itu sangat penting justru tingkat korupsinya sangat tinggi, indeks pembangunan manusianya sangat buruk, tingkat kesejahteraan rakyatnya sangat rendah.

“Hasil riset seperti ini kan sebenarnya penting, pertama untuk introspeksi apa yang salah dengan cara beragama kita selama ini, dan kedua penting bagi pengembangan peran agama itu sendiri di masyarakat,” katanya.

Sementara Ahmad Gaus dalam paparannya, mengajak peserta diskusi untuk memperhatikan kritik Denny JA terhadap dua kecenderungan ekstrem. Pertama, pendekatan tekstual yang menjadikan agama sejenis konstitusi ruang publik yang memaksa orang dengan tafsir tertentu. Kedua, pendekatan yang sama sekali mengabaikan harta kartun agama.

Banyaknya agama di dunia ini, menurut Gaus, bukan membuktikan bahwa manusia membutuhkan banyak agama. Agama, katanya, hanya menunjukkan bahwa manusia yang berbeda-beda membutuhkan agama yang berbeda-beda.

"Sebab tidak mungkin kita membayangkan semua orang di berbagai belahan dunia memeluk agama yang sama. Sedangkan bahasa mereka berbeda. Budaya mereka berbeda. Ras dan bangsa mereka berbeda," terangnya.

Gagasan Denny JA yang patut disambut baik, tambah Gaus, adalah agama merupakan dokumen peradaban yang mesti dihargai. Bahkan mereka yang tidak lagi percaya pada agama, termasuk kelompok ateis, masih dapat menikmati agama sebagai kekayaan kultural, sebagaimana mereka menikmati kekayaan adat istiadat yang berbeda-beda.

“Jadi persoalan manusia dan masyarakat modern bukanlah hidup dengan agama atau tanpa agama, melainkan mengubah persepsi terhadap agama dari dogma menjadi budaya, dari doktrin menjadi peradaban," pungkasnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya