Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing/Net
Aksi demontrasi yang dilakukan oleh sejumlah mantan pimpinan dan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di tempat kantornya dulu dicurigai ada motif terselubung di tengah gencarnya lembaga antirasuah ini dalam melakukan pemberantasan korupsi, salah satunya melalui penindakan dan kegiatan tangkap tangan.
Bekas pimpinan yang dimaksud adalah Abraham Samad bersama mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dan Saut Situmorang.
Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing mengatakan, dirinya mempertanyakan motif komunikasi politik atas tindakan sejumlah mantan pimpinan dan pegawai KPK menggelar demo dan menuntut Ketua KPK Firli Bahuri dipecat di depan Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Senin (10/4).
"Apa motif komunikasi politiknya? Apa makna terselubung di balik demontrasi yang mereka lakukan? Apakah ada agenda terselubung di balik tindakan demonstarasi tersebut di tengah KPK melakukan pemberantasan korupsi yang massif, di antaranya melalui penindakan dan operasi tangkap tangan (OTT)" ujar Emrus kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (11/4).
Emrus pun curiga, salah satu atau beberapa bahkan semua mantan pimpinan KPK ingin "kembali" ke KPK lagi.
Jika para pimpinan dan pegawai ingin kembali ke KPK, maka ia menyarankan agar bersabar menunggu proses seleksi yang dilakukan oleh Pansel pimpinan yang baru nantinya.
"Sehingga mereka bisa berkuasa kembali di KPK dengan keinginan, pola dan sistem yang pernah mereka lakukan di KPK," pungkas Emrus.
Aksi yang meminta Ketua KPK Firli Bahuri dipecat tersebut dipimpin langsung Abraham Samad bersama mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dan Saut Situmorang. Turut hadir pula mantan pegawai KPK yang kini jadi Aparatur Sipil Negara (ASN) Polri, Novel Baswedan.